Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam mendapat dukungan
penuh dari isterinya Siti Khadijah didalam mengemban tugas kerasulan. Mengenal
Siti Khadijah, seyogianya memberikan dorongan kepada kita untuk terus berusaha
berbuat untuk tegaknya nilai-nilai Islam. Usaha penegakan nilai-nilai Islam
itu, merupakan perjuangan bagi kita. Perjuangan dengan menggunakan berbagai
kerunia yang telah diberikan Allah Ta’ala.
Al Qur’an dan Terjemahnya, Wakaf Dari Pelayan Dua Tanah Suci
Raja Abdullah bin Abdul Aziz Ali Sa’ud menceritakan sosok Siti Khadijah.
Dijelaskan, bahwa Siti Khadijah adalah masih satu keturunan dengan Nabi
Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam yaitu bertemu pada Qushai.
Jika diuraikan silsilah keturunan Nabi Muhammad Shallallahu
‘alaihi wa sallam dan Siti Khadijah adalah demikian:
Muhammad bin Abdullah bin Abdul Muththalib bin Hasyim bin
Abdul Manaf bin Qushai.
Khadijah binti Khuwailid bin Asad bin Abdul ‘Uzza bin Qushai.
Jadi, diantara isteri-isteri Nabi Muhammad Shallallahu
‘alaihi wa sallam, Siti Khadijah inilah yang paling dekat nasabnya dengan
beliau.
Siti Khadijah adalah seorang janda keturunan bangsawan
Quraisy. Ia telah dua kali kawin, yang pertama dengan ‘Atieq bin ‘aabid Al-Makhzumi
seorang laki-laki masih tergolong keluarga bangsawan Quraisy. Perkawinan
pertama ini lama berlangsung, hanya menurunkan seorang putri bernama Hindun,
karena ‘Atieq meninggal dunia.
Kemudian Siti Khadijah kawin lagi dengan Nabbasy bin
Zurarah Attaimy, juga seorang laki-laki keturunan keluarga bangsawan Quraisy.
Perkawinan ini menurunkan seorang putera bernama Halal dan seorang putri juga
bernama Hindun. Perkawinan kedua inipun tidak berlangsung lama, karena Nabbasy
meninggal dunia pula.
Siti Khadijah mempunyai pribadi luhur dan akhlak mulia. Dalam
kehidupannya sehari-hari, senantiasa memelihara kesucian dan martabat dirinya.
Ia jauhi adat-istiadat yang tidak senonoh wanita-wanita Arab Jahiliyah pada waktu itu, sehingga oleh
penduduk Mekah ia diberi gelar “ At-Thahirah”.
Ia mempunyai pikiran yang tajam , lapang dada, kuat himmah dan tinggi
cita-citanya. Ia suka menolong orang-orang yang hidup dalam kekurangan dan
sangat penyantun kepada orang-orang yang lemah. Disamping itu, ia adalah seorang wanita yang pandai berdagang. Perdagangannya
tidak dikerjakannya sendiri, melainkan dibawa oleh beberapa orang
kepercayaannya atau oleh orang-orang yang sengaja mengambil upah untuk
membawakan dagangannya ke negeri Syam dan lain-lain. Perdagangannya sangat
maju, sehingga ia adalah terhitung seorang wanita yang kaya raya dan sangat
dermawan dalam masyarakat Quraisy kota Mekah pada saat itu.
Meskipun Siti Khadijah telah dua kali kawin, telah menjadi
janda dan mempunyai anak, tetapi banyak laki-laki yang meminangnya untuk
mengambilnya menjadi isteri. Tetapi semua pinangan yang dimajukan itu
ditolaknya dengan cara yang bijaksana
dan sangat halus, sehingga laki-laki yang telah ditolak pinangannya itu
tidak merasa tersinggung atau merasa dihina. Demikianlah kebesaran pribadi dan
ketinggian budi wanita pilihan yang ditetapkan oleh Allah dalam qadar-Nya bahwa wanita pilihan ini
menjadi isteri seorang Utusan Allah, yang akan memperbaiki akhlak kaumnya dan
mengangkat derajat kaumnya yang bergelimang dalam lumpur kesesatan dan
kehinaan, ke derajat kemuliaan dan kebahagiaan yang kekal abadi.
( Sumber: Al Qur’an
dan Terjemahnya, Wakaf Dari Pelayan Dua Tanah Suci Raja Abdullah bin Abdul Aziz
Ali Sa’ud )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar