Rabu, 26 Februari 2014

Mengambil Pengajaran Dari Sikap Iblis

Kehidupan didunia memberi peluang kepada kita untuk memilih kesempatan pada kehidupan diakhirat nanti. Ada dua pilihan. Ingin masuk surga atau masuk neraka. Surga merupakan tempat yang akan memberikan kenikmatan luar biasa, tak pernah terbayangkan. Sebaliknya, neraka merupakan tempat penyiksaan luar biasa, tak sanggup membayangkannya.

Sudah tentu, semua manusia menginginkan agar dapat memperoleh kenikmatan luar biasa di kehidupan akhirat nanti. Tidak masuk diakal jika ada yang ingin merasakan siksaan luar biasa nantinya.
Karena kenikmatan yang akan diperoleh itu luar biasa, tentu tidaklah cukup usaha alakadarnya saja untuk memperolehnya. Diperlukan usaha sungguh-sungguh dilandasi ilmu yang bukan alakadar pula.


Musuh utama manusia dalam kehidupan ini adalah iblis/setan. Iblis terusir dari surga hanya karena tidak mematuhi satu perintah Allah Ta’ala. Iblis tidak mau sujud kepada Nabi Adam.  Padahal Allah memerintahkan hal itu. Akibatnya, iblis terusir dari surga. Sebuah keingkaran terhadap perintah Allah dan tidak diiringi dengan memohon ampun, menyebabkan iblis nanti menjalani kehidupan di neraka. Tempat penyiksaan luar biasa dahsyatnya.

Hanya satu saja perintah Allah yang diingkari dan tidak mau minta ampun, menyebabkan iblis akan merasakan kesengsaraan luar biasa nanti. Bagaimana dengan kita? Berapa banyak keingkaran telah dan sedang kita lakukan? 

Belajar dari pengalaman iblis, sudah sepatutnya kita segera dan selalu memohon ampun. Mudah-mudahan dengan ampunan itu kita terhindar dari kesengsaraan luar biasa dihari nanti. Memahami tatacara untuk mendapatkan ampunan Allah Ta’ala memang sepatutnya kita miliki. Sebab, terlalu banyak perintah-Nya tidak kita laksanakan dan banyak pula larangan-Nya kita lakukan.
Cisauk, Oktober 2013


Tidak ada komentar: