
Melihat kenyataan, memang tidak sulit menemukan perilaku sebagian
orang yang tidak perduli dengan kepentingan orang lain. Misalnya saja,
pengendara sepeda motor menggunakan trotoar, pedagang menggunakan trotoar atau
badan jalan, membuang sampah sembarangan, membuang sampah ke selokan atau
sungai. Kasus lain lagi, pedagang tidak mau bayar pajak. Pedagang memanfaatkan
lahan untuk fasilitas umum. Tetangga yang membiarkan anak-anaknya berisik dan
lain-lain.
Ketika antri, ada saja yang berusaha menyalip dari samping.
Begitu juga dijalan raya. Ketika lampu merah menyala, seharusnya pengemudi
kendaraan segera menghentikan kendaraannya. Namun, banyak pengemudi berusaha
memanfaatkan celah untuk dapat terus kedepan. Sikap seperti ini akan berakibat
buruk ketika terjadi kemacetan. Banyak yang ingin cepat dengan menerobos
antrian, berakibat macet total. Kendaraan tidak dapat bergerak. Karena ingin
lebih cepat, semua jadi terlambat.
Pola pikir mementingkan diri sendiri tidak layak dipelihara.
Sebab, kita hidup ditengah-tengah orang banyak. Semakin banyak yang melakukan
perbuatan mementingkan diri sendiri, akan terasa kehidupan ini semakin tidak
nyaman. Ketidak nyamanan itu, akan
dirasakan juga oleh orang-orang yang berperilaku mementingkan diri sendiri.
(Bandung, Februari 2013)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar