Imam Ibnul Qayyim Rahimahullah
mengatakan:”Satu hal yang patut diketahui, bahwa dosa dan kedurhakaan itu pasti
akan mendatangkan mudharat. Mudharatnya didalam hati sama seperti mudharatnya racun
dalam tubuh, tergantung pada tingkatannya. Apakah di dunia dan akhirat ada
keburukan dan penyakit yang sebabnya tiada lain adalah dosa dan kedurhakaan?
Hal ini dikemukakan oleh Syaikh isham
bin Muhammad Asy-Syarif dalam bukunya “Berbagai Penyimpangan Dalam Rumah Kita”.
Menurutnya, salah satu ciri yang
menonjol pada rumah tangga Muslim yang berjalan lurus di jalan agama Allah dan
konsisten mengamalkan syariat-nya, ialah
yang kosong dari berbagai kemungkaran
dan kemaksiatan. Bahkan, rumah tangga Muslim harus bisa menjadi lambang
yang nyata bagi ketaatan kepada Allah Ta’ala dan Rasul-Nya Shallallahu alaihi
wasallam.
Semua kemungkaran dan kemaksiatan itu
buruk. Mudharatnya bisa melanda seluruh anggota keluarga. Keras kepala dan
terus menerus melakukannya dapat menafikan makna dua kesaksian sakral
(syahadat), dan kecintaan kepada Allah Ta’ala serta kecintaan pada apa yang
dicintai-Nya. Itulah sebabnya rumah tangga muslim harus bersemangat mendapatkan
keridhaan Allah dan menempuh jalan ketakwaan dengan menuruti segala perintah
Allah dan menjauhi segala larangan-Nya.
Imam Ibnul Qayyim Rahimahullah
mengatakan:”Satu hal yang patut diketahui, bahwa dosa dan kedurhakaan itu pasti
akan mendatangkan mudharat. Mudharatnya didalam hati sama seperti mudharatnya
racun dalam tubuh, tergantung pada tingkatannya. Apakah di dunia dan akhirat
ada keburukan dan penyakit yang sebabnya tiada lain adalah dosa dan
kedurhakaan?
Salah satu buktinya adalah, apa sebab
yang mengeluarkan Adam dan Hawa dari surga, tempat tinggal yang penuh
kenikmatan, kesenangan, dan kegembiraan untuk beralih ketempat tinggal yang
penuh penderitaan, kesedihan dan musibah?
Berbagai kedurhakaan itu memiliki
pengaruh yang sangat buruk dan tercela karena menimbulkan mudharat pada hati
dan badan, baik di dunia maupun akhirat.
(Sumber: Berbagai
Penyimpangan Dalam Rumah Kita, Syaikh isham bin Muhammad Asy-Syarif)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar