Wanita itu berkata lagi:” Menurutmu, apakah pada jam seperti
ini Allah tidur? Laki-laki itu menjawab:” Sesungguhnya Allah tidak mengantuk
dan tidak tidur”. Wanita itu menyambung:” Sesungguhnya, Dzat yang tidak tidur
melihat kita walaupun orang-orang tidak melihat kita. Hal itu lebih pantas
untuk ditakuti”. Demikian cuplikan dialog antara seorang laki-laki yang
terpenjara hatinya oleh seorang wanita. Dialog ini merupakan bagian dari isi
buku Shalat Penuh makna, Abdul Karim Muhammad Nashr, pada judul “Muraqabah Di
luar Shalat”.
Dijelaskan, jika khusuk didalam shalat wajib hukumnya,
demikian pula halnya dengan khusuk diluar shalat. Barangsiapa mengerti bahwa
Allah SWT adalah ar-Raqib (Maha Pengawas), niscaya dia akan merasa diawasi
disaat sendirian maupun ditengah keramaian. Allah mengawasi segala yang rahasia
dan yang ada dihati.
Dikisahkan, ada seseorang yang hatinya terpenjara oleh
seorang wanita. Wanita itu pergi bersama satu kafilah untuk memenuhi kebutuhannya.
Laki-laki itu turut pergi bersamanya.
Disatu desa, ketika orang-orang sudah tidur, laki-laki itu
menemuinya dan menyampaikan isi hatinya. “Lihatlah dulu, apakah semua orang
sudah tidur? Laki-laki itu gembira bukan kepalang mendengar ucapan wanita pujaan
hatinya. Dia mengira wanita itu telah menepuk tangan cinta yang ditawarkannya.
Laki-laki itu pun berdiri dan berkeliling. Didapatinya semua orang sudah
benar-benar tidur. Dia kembali menemui wanita itu dan berkata:” Ya, semua orang
sudah tidur”. Wanita itu berkata lagi:”Menurutmu, apakah pada jam seperti ini
Allah tidur? Laki-laki itu menjawab:”Sesungguhnya Allah tidak mengantuk dan
tidak tidur”. Wanita itu menyambung:”Sesungguhnya, Dzat yang tidak tidur
melihat kita walaupun orang-orang tidak melihat kita. Hal itu lebih pantas
untuk ditakuti”.
Maka laki-laki itupun meninggalkannya lantaran takut kepada
Dzat yang tidak pernah lalai dari kerajaan-Nya meskipun hanya sesaat. Laki-laki
itu bertaubat kepada Rabb-nya dan menyesali apa yang telah dilakukannya terhadap
hak Allah.(Shalat Penuh Makna, Abdul Karim Muhammad Nashr)
Pekanbaru, Maret 2015.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar