Rabu, 18 Maret 2015

Ridho Dengan Takdir Allah



Ketika salah seorang diantara kita mengetahui sejauh mana kecintaan Allah kepadanya niscaya hal itu akan memotivasi dirinya agar senantiasa ridho terhadap ketentuan-Nya. Bagaimana tidak, padahal ia begitu yakin bahwa Rabbnya tidak akan menginginkan sesuatu untuk dirinya kecuali kebaikan. Dia tidak menciptakannya untuk diazab, tetapi Dia menciptakannya dengan tangan-Nya kemudian memuliakannya diatas seluruh makhluk dengan memasukkannya kedalam surga, negeri kenikmatan abadi. Apalagi setiap takdir (ketentuan) yang ditetapkan untuknya merupakan langkah yang dipersiapkan oleh Allah untuk menuju negeri ini.
Dengan demikian, takdir yang menyakitkan dan musibah yang melanda, tak lain hanyalah ‘alat’ yang digunakan Allah untuk mengingatkan para hamba-Nya akan hakikat keberadaan mereka di dunia, bahwa dunia bukanlah tempat tinggal mereka. Dunia adalah negeri ujian. Mereka harus segera kembali kepada-Nya sebelum hilangnya kesempatan. Allah berfirman:

 
...Dan Kami timpakan kepada mereka adzab supaya mereka kembali (kejalan yang benar). (Az-Zukhruf 43: 48)
Dan sesungguhnya Kami merasakan kepada mereka sebagian adzab yang dekat (di dunia) sebelum adzab yang lebih besar (di akhirat); mudah-mudahan mereka kembali (kejalan yang benar). As-Sajdah 32: 21)
Ia juga merupakan sarana pembersih dari pengaruh dosa dan kelalaian yang dilakukan hamba. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
Tidak ada satupun musibah, penyakit, kesedihan dan ganguan yang menimpa seorang muslim hingga duri yang mengenainya kecuali dengannya Allah akan menghapuskan kesalahan-kesalahannya.(Muttafaq ‘alaih)
Semua takdir yang ditentukan Allah bagi hamba-hamba-Nya pada dasarnya membawa kebaikan yang sejati bagi mereka sekalipun yang nampak bukan seperti itu. (Mencintai Dan Dicintai Allah Bagaimana Mewujudkannya? Dr. Majdi Al-Hilali)
Pekanbaru, Februari 2015.

Tidak ada komentar: