Rabu, 31 Desember 2014

Merasa Lebih Baik Itu Adalah Sikap Tercela



Penyebab enggannya Iblis bersujud kepada Adam adalah karena Iblis merasa lebih baik dari Adam. Iblis diciptakan dari api dan Adam dari tanah. Perbedaan penciptaan itulah yang membuat Iblis merasa lebih baik dan enggan mentaati perintah Allah untuk bersujud kepada Adam yang terbuat dari tanah. 

Penjelasan ini dapat kita temukan dalam Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir ketika menafsirkan ayat 12 dari Surah Al-A’raaf:
Apa yang menghalangimu untuk bersujud pada saat Aku menyuruhmu? Iblis menjawab:” Aku adalah lebih baik daripada dia. Engkau telah menciptakan aku dari api dan Engkau menciptakan dia dari tanah.”

Iblis menerangkan bahwa dia lebih baik daripada Adam karena dia diciptakan dari api dan api itu lebih mulia daripada tanah yang menjadi bahan pembuatan Adam. Jadi si terkutuk memandang kepada unsur asalnya, tidak melihat kepada kemuliaan dan keagungan Adam  yang diciptakan oleh Tangan-Nya dan ditiupkan kepadanya roh-Nya. Si iblis laknatullah telah membuat analogi yang menyimpang dan salah melalui pengakuannya bahwa api itu lebih baik daripada tanah, sebab tanah itu berkarakteristik lembek, lunak dan halus; tanah itu tempat tanam-tanaman, pertumbuhan pertambahan dan perbaikan. Sedangkan api itu berkarakteristik membakar, serampangan dan tergesa-gesa.Oleh karena itu, iblis menghianati unsurnya dan Adam memanfaatkan unsurnya dengan cara kembali, inabah, tenang. (Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir, Muhammad Nasib Ar-Rifa’i)

Pengajaran yang dapat kita ambil dari penjelasan diatas adalah, sepatutnya kita berhati-hati jangan sampai meniru sikap iblis. Sikap merasa lebih baik karena garis keturunan atau karena sebab lainnya. Sikap itu tidaklah pantas dipelihara didalam diri. Sikap tersebut telah membawa iblis kepada kesesatan. Akibatnya, iblis akan menerima azab sangat menyakitkan di neraka jahanam .

Berusaha agar menjadi orang baik, memang perlu terus dilakukan. Acuan kebaikan itu, bukan bersandarkan kepada banyak atau sedikitnya orang yang melakukan. Tetapi kebaikan itu mengacu kepada nilai-nilai agama berdasarkan Al-Qur’an dan Sunnah.

Pekanbaru, Oktober 2014.

Tidak ada komentar: