Penyebab enggannya Iblis bersujud kepada Adam adalah karena
Iblis merasa lebih baik dari Adam. Iblis diciptakan dari api dan Adam dari
tanah. Perbedaan penciptaan itulah yang membuat Iblis merasa lebih baik dan
enggan mentaati perintah Allah untuk bersujud kepada Adam yang terbuat dari
tanah.
Penjelasan ini dapat kita temukan dalam Ringkasan Tafsir Ibnu
Katsir ketika menafsirkan ayat 12 dari Surah Al-A’raaf:
Apa yang menghalangimu untuk bersujud pada saat Aku
menyuruhmu? Iblis menjawab:” Aku adalah lebih baik daripada dia. Engkau telah menciptakan
aku dari api dan Engkau menciptakan dia dari tanah.”
Iblis menerangkan
bahwa dia lebih baik daripada Adam karena dia diciptakan dari api dan api itu
lebih mulia daripada tanah yang menjadi bahan pembuatan Adam. Jadi si terkutuk
memandang kepada unsur asalnya, tidak melihat kepada kemuliaan dan keagungan
Adam yang diciptakan oleh Tangan-Nya dan
ditiupkan kepadanya roh-Nya. Si iblis laknatullah telah membuat analogi yang
menyimpang dan salah melalui pengakuannya bahwa api itu lebih baik daripada
tanah, sebab tanah itu berkarakteristik lembek, lunak dan halus; tanah itu
tempat tanam-tanaman, pertumbuhan pertambahan dan perbaikan. Sedangkan api itu
berkarakteristik membakar, serampangan dan tergesa-gesa.Oleh karena itu, iblis
menghianati unsurnya dan Adam memanfaatkan unsurnya dengan cara kembali, inabah, tenang. (Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir, Muhammad Nasib Ar-Rifa’i)
Pengajaran yang dapat kita ambil
dari penjelasan diatas adalah, sepatutnya kita berhati-hati jangan sampai
meniru sikap iblis. Sikap merasa lebih baik karena garis keturunan atau karena
sebab lainnya. Sikap itu tidaklah pantas dipelihara didalam diri. Sikap
tersebut telah membawa iblis kepada kesesatan. Akibatnya, iblis akan menerima
azab sangat menyakitkan di neraka jahanam .
Berusaha agar menjadi orang baik,
memang perlu terus dilakukan. Acuan kebaikan itu, bukan bersandarkan kepada
banyak atau sedikitnya orang yang melakukan. Tetapi kebaikan itu mengacu kepada
nilai-nilai agama berdasarkan Al-Qur’an dan Sunnah.
Pekanbaru, Oktober 2014.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar