Rabu, 29 Oktober 2014

Memanfaatkan Mata Dan Telinga



Secara umum, memiliki telinga dan mata membuat kehidupan seseorang menjadi lebih mudah. Banyak aktivitas dapat dilakukan. Sebaliknya, banyak pula hambatan dalam beraktivitas jika kedua indra itu bermasalah. Apalagi ketika kedua indra itu tidak berfungsi. Persoalannya, sudahkah kedua indra itu difungsikan dengan baik.

Ketika pendengaran dan penglihatan masih bagus, terkadang kita lalai untuk bersyukur. Lebih celaka lagi, kedua indra itu digunakan untuk perbuatan-perbuatan yang tidak sepatutnya dilakukan. Perbuatan yang membawa berbagai kesulitan di dunia dan di akhirat. 


Bagi sebagian manusia, kesadaran akan pentingnya memanfaatkan pendengaran dan penglihatan untuk kebaikan di dunia dan di akhirat datang terlambat. Terlambat akibat sudah diujung kehidupan atau terlambat akibat kurang/tidak berfungsi lagi.

Bagi yang belum ingin memaksimalkan pemanfaatan pendengaran dan penglihatan untuk kebaikan hidup di dunia dan di akhirat, ada baiknya merenungkan penjelasan “Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir” ketika menerangkan ayat 46 Surah Al-An’aam.

Allah Ta’ala berfirman kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam, katakanlah kepada orang-orang yang mendustakan itu,”Katakanlah,’ Terangkanlah kepadaku jika Allah mencabut pendengaran dan penglihatan,”. Penggalan ini mengungkapkan ihwal tidak dimanfaatkannya mata dan telinga. Oleh karena itu, Allah berfirman,”Serta menutup hatimu”. Penggalan ini senada dengan firman Allah :” Dan ketahuilah, sesungguhnya Allah berada antara seseorang dengan hatinya”. (al-Anfaal: 34)

Firman Allah :” Siapakah Tuhan selain Allah yang berkuasa untuk mengembalikan kepadamu? Yaitu siapakah orang selain Allah yang dapat mengembalikan kedua indra kepadamu, jika ia telah dicabut oleh Allah? Yaitu tidak ada seorangpun selain Dia yang dapat melakukannya. Oleh karena itu, Allah Ta’ala berfirman:” Perhatikanlah, bagaimana Kami menjelaskan ayat-ayat itu”, yaitu menerangkannya. Penggalan itu menunjukkan bahwa sesungguhnya tidak ada Tuhan selain Allah dan segala perkara selain Dia adalah batil dan sesat. “Kemudian mereka berpaling,” dari kebenaran dan menghalang-halangi manusia dari kebenaran itu. (Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir, Muhammad Nasib Ar-Rifa’i)
Pekanbaru, Oktober 2014

Tidak ada komentar: