Secara umum, memiliki telinga dan mata membuat kehidupan
seseorang menjadi lebih mudah. Banyak aktivitas dapat dilakukan. Sebaliknya,
banyak pula hambatan dalam beraktivitas jika kedua indra itu bermasalah.
Apalagi ketika kedua indra itu tidak berfungsi. Persoalannya, sudahkah kedua
indra itu difungsikan dengan baik.
Ketika pendengaran dan penglihatan masih bagus, terkadang
kita lalai untuk bersyukur. Lebih celaka lagi, kedua indra itu digunakan untuk
perbuatan-perbuatan yang tidak sepatutnya dilakukan. Perbuatan yang membawa
berbagai kesulitan di dunia dan di akhirat.
Bagi sebagian manusia, kesadaran akan pentingnya memanfaatkan
pendengaran dan penglihatan untuk kebaikan di dunia dan di akhirat datang
terlambat. Terlambat akibat sudah diujung kehidupan atau terlambat akibat
kurang/tidak berfungsi lagi.
Bagi yang belum ingin memaksimalkan pemanfaatan pendengaran
dan penglihatan untuk kebaikan hidup di dunia dan di akhirat, ada baiknya
merenungkan penjelasan “Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir” ketika menerangkan ayat
46 Surah Al-An’aam.
Allah Ta’ala berfirman kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi
wasallam, katakanlah kepada orang-orang yang mendustakan itu,”Katakanlah,’
Terangkanlah kepadaku jika Allah mencabut pendengaran dan penglihatan,”. Penggalan
ini mengungkapkan ihwal tidak dimanfaatkannya mata dan telinga. Oleh karena
itu, Allah berfirman,”Serta menutup hatimu”. Penggalan ini senada dengan
firman Allah :” Dan ketahuilah, sesungguhnya Allah berada antara seseorang
dengan hatinya”. (al-Anfaal: 34)
Firman Allah :” Siapakah Tuhan selain Allah yang berkuasa
untuk mengembalikan kepadamu? Yaitu siapakah orang selain Allah yang dapat
mengembalikan kedua indra kepadamu, jika ia telah dicabut oleh Allah? Yaitu
tidak ada seorangpun selain Dia yang dapat melakukannya. Oleh karena itu, Allah
Ta’ala berfirman:” Perhatikanlah, bagaimana Kami menjelaskan ayat-ayat itu”,
yaitu menerangkannya. Penggalan itu menunjukkan bahwa sesungguhnya tidak
ada Tuhan selain Allah dan segala perkara selain Dia adalah batil dan sesat. “Kemudian
mereka berpaling,” dari kebenaran dan menghalang-halangi manusia dari
kebenaran itu. (Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir, Muhammad Nasib Ar-Rifa’i)
Pekanbaru, Oktober 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar