Sebuah keindahan saya rasakan ketika mengenang kembali masa
kecil. Banyak aktivitas kala itu yang masih melekat dipikiran. Salah satu
diantaranya adalah ketika menghabiskan hari libur sekolah dengan memancing di sungai
Sail Pekanbaru, Propinsi Riau.
Waktu itu, Jl. Hang Tuah Pekanbaru hanya sampai asrama PHB
atau di sekitar Pasar Sail Sekarang. Orang tua saya bertempat tinggal di Jl.
Riau (sekarang Jl. Hasanuddin). Sungai Sail masih relatifbersih. Airnya
kemerahan. Disekitarnya berupa rawa-rawa. Sungai dan rawa-rawa inilah tempat
kami memancing ikan. Ikan yang sering didapat adalah gabus dan pantau.
Terkadang juga ada ikan tapah dan lele.
Aktivitas memancing ini berlangsung dari pagi hingga siang.
Masing-masing terlihat serius agar mendapatkan banyak ikan untuk dibawa pulang.
Jika disatu tempat belum berhasil, pindah lagi ketempat lain disekitar sungai
dan rawa. Setiap orang membawa pancing lebih dari satu.
Sebelum pulang, biasanya kami menyempatkan diri untuk mandi
dan berenang di sungai. Suasana gembira selalu dirasakan ketika mandi dan
beranang bersama teman-teman. Ada canda khas anak-anak.
Sekarang aktivitas seperti itu tidak mungkin lagi dapat
dilakukan. Air Sungai Sail sudah sangat kotor. Warnanya berubah menjadi
kecoklatan dan keruh. Sebagian rawa-rawa telah berubah menjadi tempat usaha dan
pemukiman. Ironisnya lagi, sungai dijadikan tempat membuang sampah oleh
sebagian warga. Lengkaplah ketidak-nyamanan melihat kondisi sungai yang suatu
ketika dulu adalah wahana bermain bagi kami. Sebuah sungai diwilayah kota
Pekanbaru, Propinsi Riau.
Cisauk, Mei 2014.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar