Rabu, 20 Agustus 2014

Berbagi Pengalaman Menggunakan Commuter Line



Dengan lancarnya kami memberikan penjelasan kepada seorang ibu yang hendak bepergian menggunakan kereta api. Ketika itu, kami sedang berada didalam sebuah angkutan kota di sekitaran Serpong, Tangerang. Isteri saya menyapa seorang ibu setengah baya. Ternyata tujuan si ibu adalah stasiun Serpong. Dari stasiun Serpong, si ibu hendak pergi kesebuah stasiun di wilayah Jakarta. Tetapi dia belum tahu caranya.

Sebenarnya kami bukanlah penduduk Jakarta. Kami berdomisili di sebuah kota di Sumatera. Salah seorang anak kami berdomisili di kawasan Cisauk, Tangerang. Kesempatan mengunjungi anak ini kami manfaatkan untuk berjalan-jalan di ibu kota. Fasilistas umum yang tidak terganggu kemacetan adalah kereta api dan bus way. 


Awalnya, kami juga mengalami kesulitan dalam memanfaatkan fasilitas umum kereta api. Sistem commuter line (KRL) terkesan menyulitkan. Namun, setelah beberapa kali mencoba dan banyak bertanya kepada petugas, akhirnya kami merasakan banyak kemudahan. Ternyata,  biayanya pun jauh lebih murah dibandingkan dengan menggunakan angkutan umum seperti angkot maupun bis. Apalagi ketika bepergian ke Bekasi dan Bogor. Waktu tempuh relatif lebih cepat dan biaya lebih murah. KRL dilengkapi dengan pendingin udara.

Salah satu kendala dalam menggunakan commuter adalah padatnya penumpang pada jam-jam tertentu. Yaitu pada pagi dan sore hari. Hal ini berhubungan dengan waktu keberangkatan dan pulangnya pekerja. Namun, jumlah KRL yang banyak, memudahkan perjalanan. Bila calon penumpang terlihat sangat banyak, biasanya kami menunggu KRL berikutnya. Waktu tunggu tidak lama, paling sekitar setengah jam. 

Dari pengalaman ini, kami mendapatkan pengajaran, bahwa sebenarnya banyak kemudahan akan kita peroleh jika ingin mencoba. Tanpa mengurangi kehati-hatian, tidaklah rugi memanfaatkan fasilitas umum dengan segala kelebihan dan kekurangannya.
Cisauk, Mei 2014.

Tidak ada komentar: