Dengan lancarnya kami memberikan penjelasan kepada seorang
ibu yang hendak bepergian menggunakan kereta api. Ketika itu, kami sedang
berada didalam sebuah angkutan kota di sekitaran Serpong, Tangerang. Isteri
saya menyapa seorang ibu setengah baya. Ternyata tujuan si ibu adalah stasiun
Serpong. Dari stasiun Serpong, si ibu hendak pergi kesebuah stasiun di wilayah
Jakarta. Tetapi dia belum tahu caranya.
Sebenarnya kami bukanlah penduduk Jakarta. Kami berdomisili
di sebuah kota di Sumatera. Salah seorang anak kami berdomisili di kawasan
Cisauk, Tangerang. Kesempatan mengunjungi anak ini kami manfaatkan untuk
berjalan-jalan di ibu kota. Fasilistas umum yang tidak terganggu kemacetan
adalah kereta api dan bus way.
Awalnya, kami juga mengalami kesulitan dalam memanfaatkan
fasilitas umum kereta api. Sistem commuter line (KRL) terkesan menyulitkan.
Namun, setelah beberapa kali mencoba dan banyak bertanya kepada petugas,
akhirnya kami merasakan banyak kemudahan. Ternyata, biayanya pun jauh lebih murah dibandingkan
dengan menggunakan angkutan umum seperti angkot maupun bis. Apalagi ketika
bepergian ke Bekasi dan Bogor. Waktu tempuh relatif lebih cepat dan biaya lebih
murah. KRL dilengkapi dengan pendingin udara.
Salah satu kendala dalam menggunakan commuter adalah padatnya
penumpang pada jam-jam tertentu. Yaitu pada pagi dan sore hari. Hal ini
berhubungan dengan waktu keberangkatan dan pulangnya pekerja. Namun, jumlah KRL
yang banyak, memudahkan perjalanan. Bila calon penumpang terlihat sangat
banyak, biasanya kami menunggu KRL berikutnya. Waktu tunggu tidak lama, paling
sekitar setengah jam.
Dari pengalaman ini, kami mendapatkan pengajaran, bahwa
sebenarnya banyak kemudahan akan kita peroleh jika ingin mencoba. Tanpa
mengurangi kehati-hatian, tidaklah rugi memanfaatkan fasilitas umum dengan
segala kelebihan dan kekurangannya.
Cisauk, Mei 2014.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar