Rabu, 24 September 2014

Cara Mengusir Duka Dan Masalah



Dalam kehidupan ini, duka dan masalah selalu saja ada. Kita tentu tidak ingin terjebak kedalam kondisi duka berkepanjangan. Juga tidak ingin selalu ada masalah menghimpit pikiran. Sangat tidak nyaman mengalami kedua kondisi tersebut. Bagaimana mengusir duka dan masalah itu?

Sebuah tulisan didalam “Suara Hidayatullah, Edisi Desember 2011”, dapat menjadi panduan. Cobalah renungkan dan aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Cuplikan dari tulisan tersebut adalah :

Berbuat baik dan menebar kebajikan kepada orang lain merupakan hal penting dalam mengusir kedukaan dan melenyapkan kesedihan. Pengaruh positif dari perbuatan baik  dan usaha menebarkan kebaikan itu tidak saja berdampak kepada orang lain, tetapi akan kembali kepada pelakunya.

Pengaruh yang paling nyata adalah lenyapnya kesedihan dan kedukaan. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam dalam sebuah hadits bersabda:” Berbuat baik akan menghindarkan seseorang dari keburukan dan kehancuran yang membinasakan . Orang yang selalu berbuat baik di dunia adalah orang yang baik di akhirat”. (Riwayat Hakim)

Kalau berbuat baik kepada manusia merupakan keutamaan, lalu bagaimana jika berbuat baik kepada sesama Muslim?
Persaudaraan sesama Muslim dalam suatu aqidah merupakan ikatan persaudaraan lebih kuat dibanding ikatan darah, apalagi ikatan kepentingan. Persaudaraan ini akan menumbuhkan cinta, kasih sayang, saling menolong, saling memberi dan saling menolak kejahatan.

Dalam sebuah hadits, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam berkata:” Allah selalu menolong orang selama orang itu selalu menolong saudaranya (sesama Muslim)”. (Riwayat Ahmad)

Jika kita dapati ada seorang Muslim kelaparan, kewajiban kita memberi makanan dan mendermakan sebagian dari harta yang kita miliki. Jika kita mendapati saudara kita terkena PHK, kita wajib memberinya pekerjaan, minimal ikut serta mencarikan dan membantunya mendapatkan pekerjaan baru.

Demikian juga ketika kita mendapati saudara sesama Muslim dizalimi. Tugas kita menghilangkan kezaliman tersebut dengan berbagai cara. Setidak-tidaknya kita ikut menghiburnya, memberi harapan, memotivasi, dan menasehatkan kesabaran kepadanya. Membiarkan saudara sesama Muslim dizalimi merupakan pengingkaran terhadap nilai persaudaraan dan keimanan.

Hal yang sama, ketika kita mendapati saudara sesama Muslim yang sakit, maka kewajiban kita untuk membawanya kedokter, merawat dan mengobatinya atau setidaknya menjenguk dan mendo’a kannya.

Intinya, setiap kita mendapati saudara sesama Muslim tertimpa musibah, adalah kewajiban kita untuk menghilangkan musibah itu, minimal meringankan penderitaannya. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:” Barangsiapa menghilangkan kedukaan seorang Muslim, maka Allah akan menghilangkan kedukaan-kedukaan di hari kiamat darinya”. (Riwayat Bukhari)
Pekanbaru, September 2014

Tidak ada komentar: