Pesawat yang saya tumpangi mendarat di Bandara Sultan Sarif
Kasim II Pekanbaru dengan selamat. Saya melihat jam. Pukul 17.20 WIB. Masih ada
waktu untuk shalat magrib. Sambil menunggu barang di bagasi, saya menghubungi putra
saya yang akan menjemput. Ternyata dia sudah berada di bandara. Setelah
menunggu agak lama, barang yang saya tunggu tiba. Saya bergegas keluar karena
waktu magrib semakin dekat.
Diperjalanan pulang ke rumah, terdengar azan. Kami terus saja
menuju kediaman. Sesampainya di rumah, saya langsung membuka pintu dan bergegas
melaksanakan shalat magrib. Barang bawaan, anak saya yang urus.
Salah satu barang yang saya bawa adalah aquarium. Di Bandara
Sukarno-Hatta sudah diberi label “fragile”. Ketika saya shalat, ternyata cucu
saya yang berumur sekitar 6 tahun menduduki kardus berisi aquarium tersebut.
Selesai shalat, saya langsung saja membuka kardus tersebut dan ternyata
aquarium tersebut retak salah satu sisinya. Boleh jadi karena diduki oleh si
cucu.
Sempat terlintas rasa kecewa didalam diri saya. Sudah sangat
berhati-hati mengemasnya, ternyata retak juga. Namun, segera saya ingat akan
sebuah pesan dari Rasulullah Shallalahu ‘alaihi wa sallam:
Dari Abu Khurairah RA, katanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi
wa sallam bersabda : Orang mukmin yang kuat (jasmani dan rohani) lebih disukai
Allah daripada orang mukmin yang lemah. Namun begitu, keduanya sama-sama
mempunyai kelebihan. Jagalah agar kamu selalu dalam situasi yang bermanfaat
bagi dirimu, dan mohonlah selalu pertolongan kepada Allah dan jangan bosan/malas. Jika engkau mendapat
cobaan, jangan berkata ; seandainya ( tadi) aku berbuat begini dan begitu
(tentu tidak akan begini jadinya). Tetapi ucapkanlah Allah Maha Kuasa dan
berbuat sekehendak-Nya. Karena kata seandainya memberi peluang bagi setan.
(HR. Muslim)
Kejadian diatas hanya contoh kecil. Banyak lagi contoh
lainnya. Seperti kehilangan kendaraan bermotor, gagal mendapatkan sesuatu dan
sebagainya. Kejadian-kejadian itu membuka peluang untuk berandai-andai.
Dalam kehidupan ini, peluang untuk mengalami hal-hal yang
tidak diinginkan selalu saja terbuka. Berusaha untuk selalu berhati-hati,
memang perlu dilakukan. Ketika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan itu, tutup
rapat-rapat peluang masuknya pikiran “seandainya”. Dengan cara itu, Insyaallah
pikiran menjadi tenang.
Pekanbaru, Mei 2014.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar