Rabu, 11 Juni 2014

Tidak Perlu Berfikir Seandainya



Pesawat yang saya tumpangi mendarat di Bandara Sultan Sarif Kasim II Pekanbaru dengan selamat. Saya melihat jam. Pukul 17.20 WIB. Masih ada waktu untuk shalat magrib. Sambil menunggu barang di bagasi, saya menghubungi putra saya yang akan menjemput. Ternyata dia sudah berada di bandara. Setelah menunggu agak lama, barang yang saya tunggu tiba. Saya bergegas keluar karena waktu magrib semakin dekat.

Diperjalanan pulang ke rumah, terdengar azan. Kami terus saja menuju kediaman. Sesampainya di rumah, saya langsung membuka pintu dan bergegas melaksanakan shalat magrib. Barang bawaan, anak saya yang urus. 

Salah satu barang yang saya bawa adalah aquarium. Di Bandara Sukarno-Hatta sudah diberi label “fragile”. Ketika saya shalat, ternyata cucu saya yang berumur sekitar 6 tahun menduduki kardus berisi aquarium tersebut. Selesai shalat, saya langsung saja membuka kardus tersebut dan ternyata aquarium tersebut retak salah satu sisinya. Boleh jadi karena diduki oleh si cucu. 


Sempat terlintas rasa kecewa didalam diri saya. Sudah sangat berhati-hati mengemasnya, ternyata retak juga. Namun, segera saya ingat akan sebuah pesan dari Rasulullah Shallalahu ‘alaihi wa sallam:

Dari Abu Khurairah RA, katanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : Orang mukmin yang kuat (jasmani dan rohani) lebih disukai Allah daripada orang mukmin yang lemah. Namun begitu, keduanya sama-sama mempunyai kelebihan. Jagalah agar kamu selalu dalam situasi yang bermanfaat bagi dirimu, dan mohonlah selalu pertolongan kepada Allah  dan jangan bosan/malas. Jika engkau mendapat cobaan, jangan berkata ; seandainya ( tadi) aku berbuat begini dan begitu (tentu tidak akan begini jadinya). Tetapi ucapkanlah Allah Maha Kuasa dan berbuat sekehendak-Nya. Karena kata seandainya memberi peluang bagi setan. (HR. Muslim)

Kejadian diatas hanya contoh kecil. Banyak lagi contoh lainnya. Seperti kehilangan kendaraan bermotor, gagal mendapatkan sesuatu dan sebagainya. Kejadian-kejadian itu membuka peluang untuk berandai-andai.
Dalam kehidupan ini, peluang untuk mengalami hal-hal yang tidak diinginkan selalu saja terbuka. Berusaha untuk selalu berhati-hati, memang perlu dilakukan. Ketika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan itu, tutup rapat-rapat peluang masuknya pikiran “seandainya”. Dengan cara itu, Insyaallah pikiran menjadi tenang.
Pekanbaru, Mei 2014.

Tidak ada komentar: