“Mari...murah...bagus”. Kata-kata ini sangat familiar
ditelinga ketika berada di Mekah, Madinah ataupun Mina di musim haji. Berbelanja
merupakan kegiatan tambahan bagi jemaah haji. Banyak ibu-ibu berbelanja sayuran
untuk dimasak. Hebatnya, memasak nasi dan sayuran itu menggunakan air zam-zam.
Hal ini dilakukan ketika di Mekah. Sangat mudah mendapatkan air zam-zam. Cukup
dengan membawa botol kosong. Tempat mengisi botol dengan air zam-zam ini banyak
disekitar Masjidil Haram. Perlu diingat, membawa botol kosong kedalam masjid,
dilarang. Letakkanlah ditempat yang memungkinkan mengambilnya nanti setelah
shalat. Insyaallah tidak akan hilang.
Berbagai jenis sayuran ada dijual diwarung-warung, Tidak bisa
berbahasa Arab, tidak usah khawatir. Gunakan saja bahasa Indonesia. Sebagian
besar penjual diwarung atau toko kecil dapat berbahasa Indonesia.
Untuk supermarket atau toko-toko besar, memang sedikit/jarang
pelayan yang dapat berbahasa Indonesia. Mereka umumnya menggunakan bahasa Arab
atau Inggeris. Namun, tidak usah khawatir berbelanja disana. Harga barang sudah
tertulis. Tidak perlu tawar menawar. Ambil barangnya, bawa ke kasir dan bayar.
Ketika berbelanja oleh-oleh, perlu diingat kapasitas koper. Hal
ini dilakukan jika anggaran terbatas. Harus jeli membeli barang. Ada diantara
barang-barang itu, juga dijual di embarkasi (Indonesia). Seorang kerabat
membeli boneka unta di Mekah. Ternyata, boneka unta tersebut banyak dijual di
sebuah tempat istirahat bagi jamaah haji dalam perjalanan dari embarkasi ke
kota asal di tanah air.
Ada tiga tempat untuk berbelanja yaitu Mekah, Madinah dan
Mina. Harga barang di Mina sedikit lebih murah. Bila ingin membeli hati unta
(kering), banyak dijual di Mina. Bagi jemaah haji gelombang pertama, punya waktu
sehari di Jeddah menunggu kepulangan ke Tanah Air. Disini juga ada tempat
belanja, Tetapi menurut saya, harga lebih mahal. Lagi pula tempat untuk
membawanya sangat terbatas. Koper tidak lagi bersama kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar