Didalam sebuah keluarga, kehadiran seorang suami memang
memiliki pengaruh signifikan. Sebab, tanggung-jawab suami dalam menafkahi
keluarga sangat besar. Kebutuhan keluarga itu sangat banyak, bahkan dapat
dikatakan tidak ada batasnya. Mulai dari urusan makan dan minum, pakaian,
pendidikan, tempat tinggal, kendaraan, perlengkapan rumah tangga serta masih
banyak lain.
Walaupun kebutuhan keluarga itu sangat banyak, kewajiban
seorang suami tentu saja terbatas. Terbatas sesuai dengan kemampuan dan
usahanya. Lebih dari itu semua, sesuai dengan kadar rizki yang telah ditetapkan
oleh Yang Maha Kuasa.
Meyakini bahwa rizki itu mutlak datangnya dari Yang Maha
Kuasa, akan memberi ketenangan didalam kehidupan rumah tangga. Tidak akan ada
tuntutan yang berlebihan. Juga tidak akan ada penggunaan yang sia-sia. Semuanya
dilandasi rasa syukur yang mendalam.
Kehadiran suami sebagai pencari nafkah, hanya merupakan salah
satu jalan bagi Yang Maha Kuasa untuk mendatangkan rizki. Masih banyak
pintu-pintu lainnya. Dan, rizki tidak dapat diukur hanya berdasarkan materi
semata. Banyak rizki dalam bentuk lain. Kesehatan misalnya. Dengan sehatnya
semua anggota keluarga, maka tidak perlu dana pengobatan.
Tidak jarang kita melihat. Ketika sebuah keluarga ditimpa
musibah berupa kematian si suami, akan terjadi guncangan. Bahkan keluarga itu
seakan menghadapi masa-masa suram. Pemikiran seperti ini tidak terlalu salah.
Namun, perlu disikapi dengan lebih bijak. Tidak perlu terlalu khawatir.
Ada sebuah kisah yang patut dijadikan referensi. Kisah ini
saya kutip dari buku “Syukur Pengndang Nikmat”. Dikisahkan, ketika ada seorang
istri ditinggal wafat oleh suaminya, serta merta para tetangga merasa iba dan
kasihan melihat keadaan tersebut serta menghawatirkan keadaan perekonomian.
Namun, dengan mantap dan mengesankan muslimah itu berucap kepada para
tetangganya:” Ibu-ibu sekalian, janganlah mengkhawatirkan keadaan kami, karena
sesungguhnya suami saya adalah hanya salah satu diantara jalan rizki yang
dibagikan Alloh untuk kami dan sama juga memakan rizki dari Allah, persis
seperti saya dan anak-anak. Sesungguhnya Alloh lah yang membiayai dan memberi
makan kepada kami dan Dia tidak pernah mati serta tidak pernah jauh dari
hamba-Nya. Dia lah yang menciptakan kami dan Dia lah yang mematikan suami saya,
Dia pula lah yang sangat mengetahui keadaan serta kebutuhan kami. Dia pasti
sangat bertanggung-jawab dengan apapun yang ditakdirkan-Nya”. (Syukur
Pengundang Nikmat, K.H. Abdullah Gymnastiar)
Pekanbaru, Maret 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar