Rabu, 16 April 2014

Belajar Kemandirian, Kebersihan Dan Ketertiban Di Jepang


Ketika keluar dari Bandara Narita, saya harus membawa sendiri koper. Tidak ada portir. Setibanya dihotel, saya kembali harus membawa koper sendiri. Habis cek in, diberi kunci kamar, lagi-lagi koper bawa sendiri dan kamarnya cari sendiri. Resepsoinis hanya memberitahu dilantai berapa. Tidak ada petugas hotel yang akan membawakan barang-barang ke kamar.

Masih banyak lagi  yang harus urus sendiri selama berada di Jepang. Jadwal makan siang, sering kali di pusat jajanan. Pada jam istrirahat, makanan di pilih sendiri dan pesan sendiri. Makanan bawa sendiri ke meja makan. Selesai makan, peralatan berupa piring, gelas, sendok dan garpu, antar sendiri ke tempat pencucian. Tidak ada pelayan yang akan mengantar makanan dan mengambil peralatan makan. Semuanya serba sendiri.
Pada awalnya, memang terasa sedikit tidak nyaman. Tetapi setelah melihat, bahwa semua orang diperlakukan sama dan melakukan hal yang sama, maka tidak ada pilihan lain. Ikuti polanya dan nikmati. Lama-lama menjadi terbiasa dan asyik juga.

Sayangnya, pengalaman berharga ini belum dapat diterapkan ditanah air. Di Bandara ada portir. Di Stasiun kereta api juga ada portir. Masuk hotel, sudah ada yang siap untuk mengangkat dan mengantarkan barang ke kamar. Banyak anak-anak terbiasa memerintah. Sebab, dirumah ada pembantu. Bahkan, ada orang tua justeru mengajarkan anaknya untuk selalu menyuruh pembantu. Dengan alasan, pembantu itu dibayar. Boleh jadi, kondisi ini memiliki andil berkurangnya kemandirian di negeri ini. Boleh jadi juga, menjadi penyebab meningginya harapan sebagian warga untuk selalu mendapatkan bantuan. Apalagi jika ditimpa musibah. Itulah negeri kita.

Tidak ada komentar: