Ketika keluar dari Bandara Narita, saya harus membawa sendiri
koper. Tidak ada portir. Setibanya dihotel, saya kembali harus membawa koper
sendiri. Habis cek in, diberi kunci kamar, lagi-lagi koper bawa sendiri dan
kamarnya cari sendiri. Resepsoinis hanya memberitahu dilantai berapa. Tidak ada
petugas hotel yang akan membawakan barang-barang ke kamar.
Masih banyak lagi yang
harus urus sendiri selama berada di Jepang. Jadwal makan siang, sering kali di
pusat jajanan. Pada jam istrirahat, makanan di pilih sendiri dan pesan sendiri.
Makanan bawa sendiri ke meja makan. Selesai makan, peralatan berupa piring,
gelas, sendok dan garpu, antar sendiri ke tempat pencucian. Tidak ada pelayan
yang akan mengantar makanan dan mengambil peralatan makan. Semuanya serba
sendiri.
Pada awalnya, memang terasa sedikit tidak nyaman. Tetapi
setelah melihat, bahwa semua orang diperlakukan sama dan melakukan hal yang
sama, maka tidak ada pilihan lain. Ikuti polanya dan nikmati. Lama-lama menjadi
terbiasa dan asyik juga.
Sayangnya, pengalaman berharga ini belum dapat diterapkan
ditanah air. Di Bandara ada portir. Di Stasiun kereta api juga ada portir.
Masuk hotel, sudah ada yang siap untuk mengangkat dan mengantarkan barang ke
kamar. Banyak anak-anak terbiasa memerintah. Sebab, dirumah ada pembantu.
Bahkan, ada orang tua justeru mengajarkan anaknya untuk selalu menyuruh
pembantu. Dengan alasan, pembantu itu dibayar. Boleh jadi, kondisi ini memiliki
andil berkurangnya kemandirian di negeri ini. Boleh jadi juga, menjadi penyebab
meningginya harapan sebagian warga untuk selalu mendapatkan bantuan. Apalagi
jika ditimpa musibah. Itulah negeri kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar