Rabu, 12 Maret 2014

Menumbuhkan Pola Pikir Pemberi Bukan Peminta


Suatu kali di zaman sahabat, ada seorang laki-laki yang baru datang dari melaksanakan ibadah haji. Ia tampak senang karena selama di Tanah Suci ia dapat menemani seorang alim lagi zahid.

Begitu senangnya hingga laki-laki itu bercerita kepada semua orang tentang pengalamannya. Menurutnya, orang alim itu sangat taat beribadah. Tiada waktu lowong kecuali diisi dengan zikir. Begitu ada waktu sedikit kosong, pasti digunakan untuk menggelar sajadah dan shalat sunnah.


Suatu ketika, seorang sahabat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam ikut mendengar cerita laki-laki tersebut. Ia kemudian bertanya kepada laki-laki itu:” Siapa yang mengurus barang-barang orang alim tersebut? Laki-laki tadi menjawab:” Kamilah yang mengurus semuanya. Sebab, ia tidak memikirkan hal-hal sepele seperti itu”. Sahabat itu kemudian berkata:” Engkau lebih mulia dari orang yang engkau muliakan tersebut”. (Suara Hidayatullah, edisi Januari 2012)

Ajaran Islam sangat memotivasi umatnya untuk mandiri. Kemuliaan akan diperoleh dengan sikap memberi bukan dengan banyak meminta atau menerima; Berusaha menolong, bukan dengan minta tolong. Semangat seperti ini patut tertanam didalam diri seorang muslim ketika menjalin hubungan dengan sesama manusia.

Dengan menanamkan didalam diri pola pikir untuk berusaha memberi dan menolong orang lain, tentu kita akan berusaha sungguh-sungguh berada pada kondisi yang memungkinkan untuk dapat memberi dan menolong. Pola pikir ini akan menjadi mesin penggerak. Kita akan terpicu agar terus berusaha sehingga berada pada posisi sebagai pemberi. Sebagai seorang pemberi, dituntut memiliki banyak hal. Idealnya, kita dapat memberikan pemikiran karena memiliki ilmu pengetahuan; memberikan tenaga karena memiliki kekuatan; memberikan dana/benda karena memiliki kekayaan yang lumayan banyak. 

Tidaklah berarti, kita baru memberi ketika memiliki kelebihan-kelebihan. Dalam kondisi yang bagaimanapun, kita berpeluang sebagai pemberi. Apakah pemberian itu berupa benda, pemikiran ataupun tenaga. Oleh sebab itu, jadilah pemberi, bukan peminta. Jadilah penolong, bukan peminta tolong. Memberi itu pun merupakan ibadah jika dilandasi niat karena Allah Ta’ala.
Pekanbaru, Februari 2014

Tidak ada komentar: