Suatu kali di zaman sahabat, ada seorang laki-laki yang baru
datang dari melaksanakan ibadah haji. Ia tampak senang karena selama di Tanah
Suci ia dapat menemani seorang alim lagi zahid.
Begitu senangnya hingga laki-laki itu bercerita kepada semua
orang tentang pengalamannya. Menurutnya, orang alim itu sangat taat beribadah.
Tiada waktu lowong kecuali diisi dengan zikir. Begitu ada waktu sedikit kosong,
pasti digunakan untuk menggelar sajadah dan shalat sunnah.
Suatu ketika, seorang sahabat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi
wa sallam ikut mendengar cerita laki-laki tersebut. Ia kemudian bertanya kepada
laki-laki itu:” Siapa yang mengurus barang-barang orang alim tersebut?
Laki-laki tadi menjawab:” Kamilah yang mengurus semuanya. Sebab, ia tidak
memikirkan hal-hal sepele seperti itu”. Sahabat itu kemudian berkata:” Engkau
lebih mulia dari orang yang engkau muliakan tersebut”. (Suara Hidayatullah,
edisi Januari 2012)
Ajaran Islam sangat memotivasi umatnya untuk mandiri.
Kemuliaan akan diperoleh dengan sikap memberi bukan dengan banyak meminta atau
menerima; Berusaha menolong, bukan dengan minta tolong. Semangat seperti ini
patut tertanam didalam diri seorang muslim ketika menjalin hubungan dengan sesama manusia.
Dengan menanamkan didalam diri pola pikir untuk berusaha
memberi dan menolong orang lain, tentu kita akan berusaha sungguh-sungguh
berada pada kondisi yang memungkinkan untuk dapat memberi dan menolong. Pola
pikir ini akan menjadi mesin penggerak. Kita akan terpicu agar terus berusaha
sehingga berada pada posisi sebagai pemberi. Sebagai seorang pemberi, dituntut
memiliki banyak hal. Idealnya, kita dapat memberikan pemikiran karena memiliki
ilmu pengetahuan; memberikan tenaga karena memiliki kekuatan; memberikan dana/benda
karena memiliki kekayaan yang lumayan banyak.
Tidaklah berarti, kita baru memberi ketika memiliki
kelebihan-kelebihan. Dalam kondisi yang bagaimanapun, kita berpeluang sebagai
pemberi. Apakah pemberian itu berupa benda, pemikiran ataupun tenaga. Oleh
sebab itu, jadilah pemberi, bukan peminta. Jadilah penolong, bukan peminta
tolong. Memberi itu pun merupakan ibadah jika dilandasi niat karena Allah
Ta’ala.
Pekanbaru, Februari 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar