Setiap manusia berpeluang untuk tergelincir melakukan
perbuatan maksiat. Oleh sebab itu, kita sepatutnya saling mengingatkan akan
kebaikan Allah Ta’ala. Mencela saudara yang sedang tergelincir bukanlah jalan
keluar terbaik. Kita perlu memberikan pertolongan kepadanya.
Sebuah pengajaran telah dicontohkan oleh Umar bin Khaththab.
Ketika seseorang sedang tergelincir, maka Umar memberikan pertolongan dengan nasehat.
Kisah ini diriwayatkan didalam Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir jilid 4.
Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Yazid bin Asham. Katanya, ada
seseorang laki-laki dari negeri Syam yang berperangai kasar. Dia mengunjungi Umar
bin Khaththab, akan tetapi Umar kehilangan orang tersebut. Kemudian Umar
bertanya, apakah yang telah diperbuat oleh si fulan anak si fulan itu. Orang-orang yang ada
ketika itu menjawab:” Hai Amirul mukminin, engkau masih sudi menelusuri jejak
si peminum itu? Kemudian dia (Umar) memanggil juru tulisnya dan mengatakan,
tulislah:” Dari Umar bin Khaththab untuk fulan bin fulan, salam sejahtera bagimu.
Sesungguhnya aku memuji, karenamu, kepada Allah yang tidak ada Tuhan melainkan
Dia. Dialah yang mengampuni semua dosa dan menerima tobat. Sangat keras siksa-Nya
dan mempunyai kebaikan yang sangat banyak. Tidak ada Tuhan melainkan Dia. Dan
kepada-Nya lah tempat kembali itu”. Kemudian Umar berkata kepada para
sahabatnya:”Berdo’a lah kepada Allah untuk saudaramu, agar dia menerima sepenuh
hati dan Allah menerima tobatnya”.
Ketika surat itu sampai kepada laki-laki itu, dia pun membacanya
dan mengulang-ulangnya kata:” Dia lah yang mengampuni semua dosa, yang menerima
tobat dan sangat keras hukuman-Nya.
Sungguh Dia telah menyuruh aku untuk waspada akan siksa-Nya dan menjanjikan
kepadaku ampunan-Nya”. Dalam riwayat Abu Na’im dikatakan:” Tidak hentinya dia
mengulang-ulang ungkapan itu di dalam hatinya, kemudian dia menangis. Setelah
itu, dia meninggalkan perbuatan buruknya dengan baik”. Ketika sampai kepada
Umar berita tentang orang itu, beliau mengatakan:” Demikianlah yang semestinya
kalian lakukan. Bila kalian melihat saudara kalian berada dalam
ketergelinciran, maka luruskanlah dia dan berikan kepercayaan kepada dirinya.
Berdo’a lah kepada Allah agar berkenan menerima tobatnya. Dan janganlah kalian
menjadi penolong-penolong setan atas saudaramu itu”.
Bandung, Oktober 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar