Rabu, 04 Desember 2013

Cara Umar Bin Khaththab Memberikan Pertolongan


Setiap manusia berpeluang untuk tergelincir melakukan perbuatan maksiat. Oleh sebab itu, kita sepatutnya saling mengingatkan akan kebaikan Allah Ta’ala. Mencela saudara yang sedang tergelincir bukanlah jalan keluar terbaik. Kita perlu memberikan pertolongan kepadanya. 

Sebuah pengajaran telah dicontohkan oleh Umar bin Khaththab. Ketika seseorang sedang tergelincir, maka Umar memberikan pertolongan dengan nasehat. Kisah ini diriwayatkan didalam Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir jilid 4.

Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Yazid bin Asham. Katanya, ada seseorang laki-laki dari negeri Syam yang berperangai kasar. Dia mengunjungi Umar bin Khaththab, akan tetapi Umar kehilangan orang tersebut. Kemudian Umar bertanya, apakah yang telah diperbuat oleh si fulan  anak si fulan itu. Orang-orang yang ada ketika itu menjawab:” Hai Amirul mukminin, engkau masih sudi menelusuri jejak si peminum itu? Kemudian dia (Umar) memanggil juru tulisnya dan mengatakan, tulislah:” Dari Umar  bin Khaththab  untuk fulan bin fulan, salam sejahtera bagimu. Sesungguhnya aku memuji, karenamu, kepada Allah yang tidak ada Tuhan melainkan Dia. Dialah yang mengampuni semua dosa dan menerima tobat. Sangat keras siksa-Nya dan mempunyai kebaikan yang sangat banyak. Tidak ada Tuhan melainkan Dia. Dan kepada-Nya lah tempat kembali itu”. Kemudian Umar berkata kepada para sahabatnya:”Berdo’a lah kepada Allah untuk saudaramu, agar dia menerima sepenuh hati dan Allah menerima tobatnya”.

Ketika surat itu sampai kepada laki-laki itu, dia pun membacanya dan mengulang-ulangnya kata:” Dia lah yang mengampuni semua dosa, yang menerima tobat  dan sangat keras hukuman-Nya. Sungguh Dia telah menyuruh aku untuk waspada akan siksa-Nya dan menjanjikan kepadaku ampunan-Nya”. Dalam riwayat Abu Na’im dikatakan:” Tidak hentinya dia mengulang-ulang ungkapan itu di dalam hatinya, kemudian dia menangis. Setelah itu, dia meninggalkan perbuatan buruknya dengan baik”. Ketika sampai kepada Umar berita tentang orang itu, beliau mengatakan:” Demikianlah yang semestinya kalian lakukan. Bila kalian melihat saudara kalian berada dalam ketergelinciran, maka luruskanlah dia dan berikan kepercayaan kepada dirinya. Berdo’a lah kepada Allah agar berkenan menerima tobatnya. Dan janganlah kalian menjadi penolong-penolong setan atas saudaramu itu”.
Bandung, Oktober 2013

Tidak ada komentar: