Rabu, 27 November 2013

Kebaikan Yang Dibayar Tunai (Pengalaman Sehari Di Jakarta)


Suatu hari, setelah shalat jum’at di masjid Istiqlal Jakarta, kami menuju stasiuan Juanda. Letak stasiun Kereta Api Juanda sekitar 200 m dari masjid Istiqlal. Rencananya, kami akan kembali ke kediaman di Cisauk Tangerang dengan menggunakan kereta api. Dari stasiun Juanda, kami akan turun di stasiun Manggarai dan pindah kereta untuk jurusan Tanah Abang. Dari Tanah Abang ini naik kereta ke Serpong.

Di stasiun Juanda, kami melihat seorang asing mendatangi petugas dan bertanya apakah ada yang bisa berbahasa Inggeris. Melihat petugas sedikit kebingungan, kami hampiri dan mencoba menjadi penengah (penterjemah?)


Ternyata, orang asing ini ingin berkunjung ke kampung cina (China town). Kami juga tidak terlalu paham Jakarta. Setelah membicarakan hal itu dengan petugas, kami berkesimpulan, bahwa yang ingin dituju oleh orang asing tersebut adalah Glodok. Petugas menjelaskan cara untuk menuju ke Glodok. Penjelasan petugas tersebut, kami sampaikan ke orang asing itu.

Untuk lebih memudahkan, kami mengajak orang asing tersebut langsung ke loket. Setelah orang asing ini mendapatkan tiketnya, kami membeli tiket kereta api jurusan Serpong. Di peron, kami mendengar pengumuman bahwa kereta api yang akan ditumpangi orang asing ini mengalami gangguan. Pengumunan ini diulang-ulang oleh petugas. Tidak ingin membuat orang asing ini menunggu tanpa kejelasan, kami mendatangi petugas dan menanyakan pilihan lain untuk sampai ke Glodok. Petugas menyarankan naik bus Trans Jakarta. Kami segera mendatangi orang asing tersebut untuk menyampaikan informasi itu. Ketika itu, kereta api datang dan menuju ke arah yang akan dituju orang asing tersebut. Kami tidak jadi menyarankan agar pindah ke bus Trans Jakarta. Kami persilakan saja masuk ke kereta.

Tidak lama setelah kembali ke peron, kami menaiki kereta untuk pulang. Namun, di stasiun Tanah Abang, kami mendapati ramainya penumpang. Keramaian ini terus bertambah. Boleh jadi karena sudah waktunya pekerja pulang kantor. Melihat padatnya penumpang, kami  membatalkan rencana naik kereta api dan memilih untuk pulang bersama anak yang bekerja di sebuah kantor di Jl. Sudirman Jakarta. Anak tersebut membawa kendaraan sendiri.

Kami merasakan sedikit kesulitan untuk menuju kealamat anak tersebut. Setelah mencari informasi, kami naik kereta api jurusan stasiun Sudirman. Turun kereta api di stasiun Sudirman, kami bingung lagi. Disaat itu, kami menemui seseorang yang juga akan menuju ketempat yang kami tuju. Melihat kami masih bingung, dia mengajak kami untuk mengikutinya naik bis. Dia turun duluan dan memberikan informasi bahwa kami harus meneruskan perjalanan.  Tidak lama kemudian, kami sampai ditujuan dan anak kami telah menunggu.

Kebaikan yang kami berikan kepada seorang asing, pada hari yang sama kami menerima balasannya berupa kebaikan yang sama. Kami berusaha membantu seorang asing agar dapat sampai ketujuannya di China Town, kami ditolong seseorang untuk sampai kealamat tempat anak kami bekerja. Jangan pernah ragu melakukan kebaikan, apalagi ketika dalam perjalanan. (Cisauk, Oktober 2013)

Tidak ada komentar: