Kehadiran wanita di dalam kehidupan ini memiliki arti sangat
penting. Bagi kaum laki-laki, dalam berhubungan dengan wanita, patut
mempedomani panduan yang telah ditentukan di
dalam ajaran agama dan berpegang teguh kepada aturan-aturan tersebut.
Kita tentu tidak menginginkan mendapat kesengsaraan, baik di
dalam kehidupan di dunia apalagi kesengsaraan di akhirat kelak akibat salah
mensikapi kehadiran wanita. Langkah berjaga-jaga dan mewaspadai ketertarikan
terhadap wanita, patut dipelihara didalam diri.
Ada sebuah kisah tentang seorang laki-laki yang tidak dapat
mengendalikan dirinya untuk menikahi seorang wanita. Kisah ini dimuat dalam
majalah Suara Hidayatullah edisi Juni 2012. Kisah ini patut menjadi peringatan
agar selalu berhati-hati.
Di negeri Mesir ada seorang muadzin yang mempunyai ciri-ciri
sebagai orang shalih. Pada suatu hari dia naik ke atas menara untuk
mengumandangkan adzan. Di saat itulah dia melihat seorang perempuan nasrani
dari atas menara. Dia merasa tertarik dengan perempuan tersebut, kemudian dia
pun menghampirinya.
Perempuan tersebut enggan menanggapinya karena masih
ragu-ragu. Lantas dia berkata kepada si perempuan: “ Saya akan menikahimu”. “
Kamu seorang muslim, sedangkan aku nasrani. Ayahku pasti tidak akan merestui”,
sanggah perempuan tersebut. Si muadzin menimpali:” Saya akan memeluk agama
nasrani”. Perempuan tersebut menyahut:” Kalau begitu, ayahku bisa menerimamu
dan merestuimu”.
Akhirnya si muadzin tersebut memeluk agama nasrani (hanya
kepada Allah SWT kita memohon perlindungan). Orang-orang disekitarnya juga
mendukung kepada si muadzin untuk dapat memiliki perempuan tersebut.
Namun Allah Maha Berkehendak. Pada hari itu pula, dia naik ke
atas loteng karena suatu keperluan. Tiba-tiba kakinya tergelincir, sehingga ia
terjatuh dan meninggal dunia. Dengan demikian, dia tidak memperoleh perempuan
idamannya dan juga dia tidak mendapatkan agamanya.
Pekanbaru, September 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar