Rabu, 25 September 2013

Hijrah Ke Habasyah (Sejarah Ringkas Nabi Muhammad SAW)


Perjuangan Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam di dalam menegakkan agama Islam tidak mudah. Pada awalnya, banyak yang menentang usaha tersebut. Bermacam-macam gangguan dan penghinaan ditujukan orang-orang Quraisy kepada Nabi. Sedangkan pengikut Nabi menerima bermacam-macam siksaan.

Membaca sejarah tentang bagaimana sulitnya menegakkan ajaran Islam, seyogianya dapat menjadi pendorong bagi kita untuk terus mempelajari, memahami dan mengamalkan ajaran Islam dengan sebaik-baiknya. Sebab, sekarang ini sudah sangat banyak kemudahan untuk mempelajari, memahami dan mengamalkan ajaran Islam itu.
 
Al Qur’an dan Terjemahnya, Wakaf Dari Pelayan Dua Tanah Suci, Abdullah bin Abdul Aziz Ali Sa’ud, telah menceritakan sebagian kesulitan yang dialami Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam beserta pengikutnya.

Setelah orang-orang Quraisy merasa bahwa usaha-usaha mereka untuk melunakkan Abu Thalib tidak berhasil, maka mereka melancarkan bermacam-macam gangguan-gangguan dan penghinaan kepada Nabi dan memperhebat siksaan-siksaan  di luar peri-kemanusiaan terhadap pengikut-pengikut beliau. Akhirnya Nabi tak tahan melihat penderitaan sahabat-sahabatnya itu lalu menganjurkan kepada mereka agar hijrah ke Habasyah (Abisinia) yang rakyatnya menganut agama kristen dan Rasul mengetahui bahwa Raja Habasyah yaitu Najasyi dikenal adil, maka berangkatlah rombongan pertama terdiri dari sepuluh orang laki-laki dan empat orang perempuan. Kemudian disusul oleh rombongan-rombongan yang lain  hingga mencapai hampir seratus orang. Diantaranya Utsman bin Affan beserta isteri beliau Rukayyah (putri Nabi), Zuber bin Awwan, Abdurrahman bin Auf, Ja’far bin Abu Thalib dan lain-lain. Peristiwa itu terjadi pada tahun kelima sesudah Nabi Muhammad menjadi Rasul ( 615 M).

Setibanya di negeri Habasyah mereka mendapat penerimaan dan perlindungan yang baik dari rajanya. Sikap baik yang ditunjukkan raja Najasyi membawa kegelisahan orang Quraisy. Karenanya mereka mengutus Amru bin Ash dan Abdullah bin Rabiah yang meminta agar mengembalikan orang-orang Mekah yang hijrah itu dan permintaannya ditolak raja.

Sementara itu Rasulullah tetap tinggal di Mekah, menyeru kaumnya kedalam Islam walaupun gangguan bertambah sengit. Seorang demi seorang pengikut beliau bertambah. Berkat rahmat Allah, masuklah kedalam agama Islam pada masa ini dua orang pemimpin Quraisy yang sangat perkasa yakni Hamzah bin Abdul Muththalib dan Umar bin Khattab. Kedua orang ini pada mulanya penentang Islam yang amat keras. Kehadiran mereka dalam barisan Islam menghidupkan semangat kaum Muslimin, karena mereka akhirnya menjadi benteng Islam. Masuknya Umar kedalam agama Islam itu menimbulkan kejengkelan  dan reaksi yang kuat di pihak Quraisy. Oleh sebab itu, mereka memperhebat usaha-usaha mereka untuk melumpuhkan gerakan Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam. (Al Qur’an dan Terjemahnya, Wakaf Dari Pelayan Dua Tanah Suci, Abdullah bin Abdul Aziz Ali Sa’ud)

Tidak ada komentar: