Rasulullah Shallalahu ‘alaihi wa sallam pernah sekali
membulatkan tekad menghadang salah satu kafilah dagang Quraisy. Beliau keluar
diiringin 313 orang yang hanya dibekali 2 ekor kuda dan 70 ekor onta. Sementara
kafilah Quraisy terdiri dari 1.000 ekor onta dipimpin oleh Abu Sufyan besera 40
orang bersamanya. Hanya saja, Abu Sufyan telah mengetahui keluarnya kaum
muslimin. Lalu ia mengirim utusan ke Mekkah untuk memberitahukan hal ini,
sekaligus meminta bantuan mereka. Abu Sufyan mengalihkan jalannya dan pergi
dari jalan lain, sehingga mereka tidak berjumpa dengan kaum muslimin. Sedangkan
kaum Quraisy telah keluar dengan pasukan yang berjumlah 1.000 tentara, namun
utusan Abu Sufyan telah sampai kepada mereka dengan mengabarkan keselamatan
kafilah dan meminta mereka kembali ke Mekkah. Akan tetapi Abu Jahal menolak
untuk kembali, ia memerintahkan pasukan untuk melanjutkan perjalanan ke Badar.
Setelah mengetahui kaum Quraisy keluar, Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam bermusyawarah dengan para sahabatnya dan semua
sepakat untuk menemui dan memerangi orang-orang kafir. Di pagi hari Jum’at
tanggal 11 Ramadhan tahun kedua H, kedua kelompok saling berhadapan dan
terjadilah perang dahsyat. Peperangan diakhiri dengan kemenangan kaum muslimin
dengan 14 orang gugur sebagai syahid. Sedangkan dari kaum musyrikin telah tewas
70 orang dan 70 orang lainnya di tawan.
Ditengah berkecamuknya perang ini, Ruqayah, putri Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang juga isteri Utsman bin Affan meninggal
dunia. Ketika itu ia ditemani suaminya (Utsman) di Madinah. Utsman tidak keluar
kemedan pertempuran atas permintaan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam
untuk tetap mendampingi isterinya yang sedang sakit. Setelah perang Badar,
Rasulullah Shallalllahu ‘alaihi wa sallam menikahkan Utsman dengan putrinya
yang kedua, Ummu Kultsum. Atas dasar ini Utsman mendapat gelar Dzunnurain (yang
memiliki dua cahaya), karena ia telah menikahi dua orang putri Rasulullah
Shallalahu ‘alaihi wa sallam.
Setelah perang badar, kaum Muslimin kembali ke Madinah dengan
gembira atas kemenangan dari Allah, dengan membawa para tawanan dan ghanimah
(harta rampasan perang). Diantara para tawanan ada yang telah menebus dirinya,
ada yang dilepas tanpa tebusan, dan ada juga yang menebus dengan mengajar 10
orang anak muslim untuk membaca dan menulis.
(Sumber: Ringkasan Sejarah Nabi Muhammad SAW,
Kantor Bimbingan Dan Penyuluhan Orang Asing Zulfi, dicetak dan diedarkan oleh
Departemen Agama, Wakaf, Dakwah dan Bimbingan Kerajaan Saudi Arabia)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar