Pagi itu, saya memperoleh sebuah
pemandangan yang cukup mengesankan. Seekor burung Ruak-Ruak sedang mencari
makan di semak-semak (belukar) didepan
rumah. Belukar itu tidak terlalu luas.
Juga tidak banyak lagi pepohonan.
Pemandangan itu menjadi istimewa
karena tempat tinggal saya berada
disebuah kota dan kota ini merupakan ibu kota propinsi. Dapat melihat sebuah kehidupan
liar di dalam kota tentu memiliki arti tersendiri. Itulah yang saya rasakan.
Disamping burung Ruak-Ruak,
disekitar kediaman saya sering juga terlihat sepasang burung Perkutut dan
beberapa burung lainnya. Ada pula burung yang hanya selalu terdengar kicauannya
namun tidak terlihat. Ternyata semak-semak yang sedikit itu dimanfaatkan oleh
banyak hewan. Beberapa waktu kemudian, saya sering melihat burung Ruak-Ruak itu
mencari makan didalam pekarangan.
Bertempat tinggal di dalam kota
dan tetap dapat menikmati suasana alami memang memberi kenyamanan
tersendiri. Dapat mendengar kicauan
berbagai burung pada pagi dan sore hari, bukanlah kondisi yang mudah didapatkan
sekarang ini. Saya merasa beruntung
masih dapat menikmatinya. Entah untuk berapa lama.
Pelan tapi kemungkinan besar,
suasana ini akan berubah. Manusia makin banyak jumlahnya. Kemampuan manusia
mendirikan rumah juga makin meningkat. Seiring dengan itu, lahan-lahan kosong
akan berubah menjadi bangunan.
Suatu ketika nanti, tidak ada
lagi semak-semak (belukar) ini. Tidak ada lagi pepohonan. Seiring dengan
perubahan kondisi alam itu, akan berubah pula suasananya. Kicauan burung itu
tidak akan terdengar lagi. Kehadiran
burung Ruak-Ruak dan burung perkutut itu hanya tinggal cerita.
(Pekanbaru, Desember 2012)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar