Rabu, 10 April 2013

Seekor Burung Ruak-Ruak Di Tengah Pemukiman


Pagi itu, saya memperoleh sebuah pemandangan yang cukup mengesankan. Seekor burung Ruak-Ruak sedang mencari makan di semak-semak  (belukar) didepan rumah.  Belukar itu tidak terlalu luas. Juga tidak banyak lagi pepohonan.

Pemandangan itu menjadi istimewa karena  tempat tinggal saya berada disebuah kota dan kota ini merupakan ibu kota propinsi. Dapat melihat sebuah kehidupan liar di dalam kota tentu memiliki arti tersendiri. Itulah yang saya rasakan.

Disamping burung Ruak-Ruak, disekitar kediaman saya sering juga terlihat sepasang burung Perkutut dan beberapa burung lainnya. Ada pula burung yang hanya selalu terdengar kicauannya namun tidak terlihat. Ternyata semak-semak yang sedikit itu dimanfaatkan oleh banyak hewan. Beberapa waktu kemudian, saya sering melihat burung Ruak-Ruak itu mencari makan didalam pekarangan.

Bertempat tinggal di dalam kota dan tetap dapat menikmati suasana alami memang memberi kenyamanan tersendiri.  Dapat mendengar kicauan berbagai burung pada pagi dan sore hari, bukanlah kondisi yang mudah didapatkan sekarang ini.  Saya merasa beruntung masih dapat menikmatinya. Entah untuk berapa lama. 

Pelan tapi kemungkinan besar, suasana ini akan berubah. Manusia makin banyak jumlahnya. Kemampuan manusia mendirikan rumah juga makin meningkat. Seiring dengan itu, lahan-lahan kosong akan berubah menjadi bangunan. 

Suatu ketika nanti, tidak ada lagi semak-semak (belukar) ini. Tidak ada lagi pepohonan. Seiring dengan perubahan kondisi alam itu, akan berubah pula suasananya. Kicauan burung itu tidak akan terdengar lagi.  Kehadiran burung Ruak-Ruak dan burung perkutut itu hanya tinggal cerita. 

(Pekanbaru, Desember 2012)

Tidak ada komentar: