Sehari setelah saya menjalani operasi katarak, seorang
kerabat berkunjung kerumah. Sengaja datang untuk mendapatkan informasi tentang
operasi katarak. Sebab, dia juga menderita katarak dan dokter sudah menyarankan
untuk operasi mata.
Sudah banyak sebenarnya dia memperoleh informasi tentang
operasi mata. Namun, keberanian untuk menjalaninya belum juga dimiliki. Apalagi
ada informasi yang didengarnya, bahwa ada yang menjalani operasi justeru matanya
tambah buram. Tentu saja hal ini menambah kekhawatirannya.
Saya sangat memaklumi kekhawatiran kerabat itu. Saya pun
mengalaminya ketika akan menjalani operasi katarak pertama di mata kanan
sekitar setahun yang lalu. Ketika itu, dokter spesialis mata sudah memberikan
penjelasan bahwa operasi katarak (phaco) tanpa rasa sakit. Waktu operasi tidak
lama dan resikonya sangat kecil.
Penjelasan itu tidak membuat kekhawatiran saya hilang. Saya
mencari berbagai informasi di internet. Namun, semua informasi itu tidak banyak
manfaatnya bagi saya. Kekhawatiran masih cukup besar. Akhirnya, saya minta operasi ditunda.
Keberanian untuk menjalani operasi katarak timbul setelah saya
mendapatkan informasi dari seorang saudara yang telah menjalani operasi katarak
dikedua matanya. Walaupun masih diliputi kekhawatiran, saya menjalani operasi.
Semua kekhawatiran ternyata tidak terbukti. Sebahagian besar informasi yang pernah
saya peroleh, ternyata mengandung kebenaran.
Dari peristiwa ini, saya mendapat sekurang-kurangnya dua
pengajaran. Pertama, mengalami sebuah
peristiwa dapat memberi keyakinan yang kuat pada diri sendiri. Namun, tidak
semua pengalaman dapat kita peroleh sebelum melakukan aktivitas. Jika harus
mengalami terlebih dahulu baru memiliki keberanian untuk berbuat sesuatu, tentu
banyak hambatan akan kita alami dalam beraktivitas. Penundaan kesempatan untuk
melakukan sesuatu karena belum memiliki pengalaman sendiri, jelas bukan langkah
cerdas.
Kedua, mencari informasi dari sumber yang layak dipercaya perlu
dilakukan. Lebih baik lagi informasi dari orang-orang yang telah mengalami. Informasi
seperti itu patut menjadi panduan dalam melakukan aktivitas. Tanpa mengurangi
kehati-hatian, lakukanlah sesuatu yang memang sudah perlu dilakukan walaupun
kekhawatiran masih saja ada di dalam pikiran. Menjalani proses dengan
sebaik-baiknya, patut diupayakan. Soal hasilnya, kita serahkan sepenuhnya
kepada Yang maha Kuasa.
(Pekanbaru, Desember 2012)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar