Rabu, 13 Maret 2013

Melakukan Aktivitas Berdasarkan Informasi Dan Pengalaman


Sehari setelah saya menjalani operasi katarak, seorang kerabat berkunjung kerumah. Sengaja datang untuk mendapatkan informasi tentang operasi katarak. Sebab, dia juga menderita katarak dan dokter sudah menyarankan untuk operasi mata.

Sudah banyak sebenarnya dia memperoleh informasi tentang operasi mata. Namun, keberanian untuk menjalaninya belum juga dimiliki. Apalagi ada informasi yang didengarnya, bahwa ada yang menjalani operasi justeru matanya tambah buram. Tentu saja hal ini menambah kekhawatirannya.

Saya sangat memaklumi kekhawatiran kerabat itu. Saya pun mengalaminya ketika akan menjalani operasi katarak pertama di mata kanan sekitar setahun yang lalu. Ketika itu, dokter spesialis mata sudah memberikan penjelasan bahwa operasi katarak (phaco) tanpa rasa sakit. Waktu operasi tidak lama dan resikonya sangat kecil.

Penjelasan itu tidak membuat kekhawatiran saya hilang. Saya mencari berbagai informasi di internet. Namun, semua informasi itu tidak banyak manfaatnya bagi saya. Kekhawatiran masih cukup besar.  Akhirnya, saya minta operasi ditunda.

Keberanian untuk menjalani operasi katarak timbul setelah saya mendapatkan informasi dari seorang saudara yang telah menjalani operasi katarak dikedua matanya. Walaupun masih diliputi kekhawatiran, saya menjalani operasi. Semua kekhawatiran ternyata tidak terbukti. Sebahagian besar informasi yang pernah saya peroleh, ternyata mengandung kebenaran.

Dari peristiwa ini, saya mendapat sekurang-kurangnya dua pengajaran. Pertama, mengalami sebuah peristiwa dapat memberi keyakinan yang kuat pada diri sendiri. Namun, tidak semua pengalaman dapat kita peroleh sebelum melakukan aktivitas. Jika harus mengalami terlebih dahulu baru memiliki keberanian untuk berbuat sesuatu, tentu banyak hambatan akan kita alami dalam beraktivitas. Penundaan kesempatan untuk melakukan sesuatu karena belum memiliki pengalaman sendiri, jelas bukan langkah cerdas. 

Kedua, mencari informasi dari sumber yang layak dipercaya perlu dilakukan. Lebih baik lagi informasi dari orang-orang yang telah mengalami. Informasi seperti itu patut menjadi panduan dalam melakukan aktivitas. Tanpa mengurangi kehati-hatian, lakukanlah sesuatu yang memang sudah perlu dilakukan walaupun kekhawatiran masih saja ada di dalam pikiran. Menjalani proses dengan sebaik-baiknya, patut diupayakan. Soal hasilnya, kita serahkan sepenuhnya kepada Yang maha Kuasa.

(Pekanbaru, Desember 2012)


Tidak ada komentar: