Kebahagiaan atau kegembiraan adalah suatu keadaan pikiran
atau perasaan yang ditandai dengan kesenangan, cinta, kepuasan, kenikmatan,
atau kegembiraan. (Wikipedia, Ensiklopedia bebas)
ke·ba·ha·gi·a·an: kesenangan dan ketenteraman hidup (lahir
batin); keberuntungan; kemujuran yg bersifat lahir batin: kehadiran bayi itu
mendatangkan - dl rumah tangganya; saling pengertian antara suami dan istri
akan membawa - dl rumah tangganya.( Kamus Besar Bahasa Indonesia)
Kehidupan itu sebuah misteri. Banyak hal terjadi diluar
perkiraan. Termasuk juga dengan kebahagiaan. Ada kebahagiian yang dapat
diperoleh dengan mudah dan biaya murah. Rasa memang tidak mudah dipahami.
Saya sendiri memiliki pengalaman tentang rasa bahagia itu.
Kebahagiaan yang tidak sejalan dengan biaya mahal. Dengan biaya relatif murah,
memperoleh kebahagiaan yang tidak kurang dari kebahagiaan yang didapat dengan
biaya relatif mahal.
Suatu ketika, saya membawa seorang cucu jalan-jalan
menggunakan KA Ekonomi. Tiketnya hanya Rp. 1.000 /orang sekali jalan. Didalam
KA, penumpang penuh sesak. Ditambah lagi dengan hilir mudiknya pengamen dan
pengasong. Dalam kondisi seperti itu, tidak mudah merasakan kenyamanan
(kebahagiaan?) menurut pikiran. Namun, saya melihat dan merasakan bahwa si cucu
nyaman-nyaman saja, bahkan selalu tersenyum dan tertawa. Senyum dan tawa dapat
dijadikan indikator, bahwa dia merasakan kebahagiaan. Walaupun si cucu ini
sudah pernah bepergian menggunakan mobil pribadi, pesawat terbang dan kapal
cepat, sepertinya berada didalam KA Ekonomi merupakan kebahagiaan tersendiri
baginya. Kebahagiaan itu diperoleh hanya dengan membayar tiket KA Ekonomi
sebesar Rp. 1.000.-
Dikesempatan lain, saya membawa seorang cucu mengunjungi
kebun teh. Dia liburan ke Bandung. Banyak tempat di Bandung sudah
dikunjunginya. Namun, dia sangat menginginkan melihat kebun teh. Saya tidak
tahu apa yang ada didalam pikirannya. Untuk memenuhi keinginan si cucu, saya
membawanya ke kebun teh yang terletak dipinggir jalan antara Bandung-Subang,
tidak jauh dari Objek Wisata Tangkuban Perahu. Setelah tiba dikebun teh,
terlihat nyata bahwa dia merasakan kebahagiaan. Berlari-lari disela-sela kebun
teh, tertawa riang. Ingin berlama-lama disana. Dibandingkan dengan kunjungan
ketempat wisata lain dalam kota Bandung yang biayanya relatif mahal, terlihat
dia lebih menikmati kebun teh. Padahal, memasuki kebun teh itu gratis.
Materi memang bukan faktor utama untuk mendapatkan
kebahagiaan. Masihkah kita harus menghabiskan energi dan usia untuk mengejar sesuatu
yang menurut kita akan mendatang kebahagiaan? Boleh jadi, dengan fokus untuk
meraih sesuatu yang belum didapat, kita justeru banyak kehilangan kesempatan
untuk merasakan kebahagiaan. Kebahagiaan ada dimana-mana. Bila disikapi dengan
“rasa” yang tepat, kita dapat merasakan kebahagiaan didalam rumah, didapur atau
dipekarangan sendiri. Perbanyaklah bersyukur agar Yang Maha Kuasa berkenan terus memberikan kebahagiaan.
(Pekanbaru, Maret 2013)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar