Selasa, 15 Januari 2013

Pentingnya Ilmu Dalam Beribadah


Merubah pendirian itu tidaklah mudah. Apalagi jika berhubungan dengan ibadah. Jika diamati, sepertinya ditengah-tengah kita telah terpelihara ritual-ritual yang dianggap amalan agama, tetapi sebenarnya tidak memiliki dasar Al-Qur’an dan sunnah. Untuk merubah kegiatan tersebut tidaklah mudah. 

Bagi kita yang mengalami kesulitan untuk berubah dari amalan-amalan tak berdalil kepada amalan-amalan berdasarkan Al-Qur’an dan sunnah,  pernyataan Imam Syafi’i patut dijadikan bahan pemikiran. Pernyataan Imam Syafi’i ini saya kutip dari buku “Sifat Shalat Nabi SAW, oleh Muhammad Nashiruddin Al-Albani”.

1. Imam Syafi’i menyatakan pendapatnya, bahwa bila suatu masalah ada Hadits yang sah dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menurut kalangan ahli Hadits, tetapi pendapatku menyalahinya, pasti aku akan mencabutnya, baik selama aku hidup maupun setelah aku mati.

2. Kalian (ucapan ini ditujukan kepada Imam Ahmad bin Hambal)  lebih tahu tentang Hadits dan para rawinya daripada aku. Apabila suatu Hadits itu shahih, beritahukanlah kepadaku biar dimanapun orangnya, apakah di Kuffah, Bashrah, atau Syam, sampai aku pergi menemuinya.

3. Bila kalian mengetahui aku mengatakan suatu pendapat yang ternyata menyalahi Hadits Nabi yang shahih, ketahuilah bahwa hal itu berarti bahwa pendapatku tidak berguna.

4. Setiap perkataanku bila berlainan dengan riwayat dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, Hadits Nabi lebih utama dan kalian jangan bertaqlid kepadaku.

5. Setiap hadits yang datang dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam berarti itulah pendapatku, sekalipun kalian tidak mendengarnya sendiri dariku. (Sumber: Muhammad Nashiruddin Al-Albani, Sifat Shalat Nabi SAW)

Patut dipikirkan, Imam Syafi’i masih bersedia merubah pendapatnya apabila bertentangan dengan Sunnah Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Oleh sebab itu, kita dengan ilmu agama sangat jauh dari kwalitas Imam Syafi’i, sebaiknya tidak mempertahankan  pendirian yang jelas-jelas tidak sesuai dengan tuntunan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
(Pekanbaru, Januari 2013)



Tidak ada komentar: