Dalam kehidupan ini, banyak urusan dapat selesai dengan baik
melalui komunikasi atau ucapan. Hubungan persaudaran terjalin baik. Bahkan,
didunia usaha, bisa mendatangkan keuntungan besar.
Sebaliknya, tidak sedikit pula masalah timbul berawal dari
ucapan. Hubungan menjadi rusak. Usaha menjadi berantakan. Bahkan, ada yang
berujung dengan permusuhan dan pembunuhan.
Disadari atau tidak, ucapan memang mempunyai pengaruh besar
dalam kehidupan manusia. KH. Abdullah
Gymnastiar dalam bukunya “Mengatasi Penyakit HatI” menceritakan tentang
pentingnya menjaga lidah. Diceritakan, suatu hari ada seorang shalih diminta
untuk memasak sesuatu yang enak oleh pemimpinnya. Orang itupun menuruti semua
keinginan pemimpin tersebut lalu segera mengantarkan langsung kepadanya.
Ternyata makanan tersebut sangat disukai pemimpinnya karena rasanya sangat
nikmat. Maka pemimpin itu bertanhya kepadanya tentang bahan makanan tersebut.
Orang shalih itu mengatakan bahwa makanan tersebut terbuat dari lidah.
Kemudian, pemimpin itu menyuruhnya kembali untuk membuat
makanan yang tidak enak. Dia pun kembali kerumah dan mulai menyiapkan semua
bahan yang dibutuhkan untuk memasak dan dengan segera mengantarkannya pada
pemimpin begitu masakan itu selesai. Dan ternyata, makanan tersebut dirasakan
sangat tidak enak.
Pemimpin itu lalu bertanya kembali kepada orang shalih
tersebut tentang bahan makanan yang dibuatnya. Jawaban orang shalih itu sama,
bahan makanan tersebut terbuat dari lidah.
Dari kisah ini, dapat kita ambil pengajaran untuk senantiasa
menjaga ucapan. Ucapan yang senantiasa terjaga, akan menjadikan kehidupan
terasa nyaman. Nyaman untuk diri sendiri dan juga memberi rasa nyaman untuk
orang-orang disekitar. Sebaliknya, ucapan yang tidak dijaga akan membuat
suasana tidak/kurang nyaman. Sesuatu yang awalnya tidak bermasalah, dapat saja
menjadi masalah. Boleh jadi juga, masalah baru akan muncul.
Setiap kita tentu tidak menginginkan kehidupan penuh masalah.
Salah satu cara agar tidak banyak menemui banyak masalah, senantiasalah menjaga
ucapan. Lidah itu, dapat menjadi masakan paling enak, tetapi juga dapat menjadi
makanan paling tidak enak.
(Pekanbaru, Oktober 2012)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar