Rabu, 31 Oktober 2012

Manusia Membutuhkan Rambu-Rambu


Bagi yang pernah mengalami tersesat ditengah hutan tentu dapat merasakan bagaimana perasaan cemas, khawatir, bahkan takut. Tidak ada kepastian mau menuju kemana. Kebutuhan akan adanya orang tempat bertanya sangat besar. Kehadiran seseorang untuk tempat bertanya merupakan anugerah besar. Lebih berharga daripada berapa banyak harta yang dimiliki. Juga lebih penting daripada berapa banyak saudara dan sahabat.

Pernahkah anda tersesat disuatu kota yang baru anda kunjungi ? Tentu  cemas, khawatir dan takut menyelimuti pikiran dan perasaan anda. Kehadiran orang yang dapat memberi penunjuk jalan atau rambu-rambu, sangat melegakan bukan?


Tersesat ditengah hutan atau ditengah kota bersifat temporer. Kita bisa menemukan jalan kembali setelah berupaya mencari tempat bertanya atau menemukan rambu-rambu. Kita berusaha mencari jalan keluar karena kita merasa tersesat. Tetapi pernahkah kita merasa tersesat didalam kehidupan ini? Boleh jadi ada yang merasa tersesat. Boleh jadi juga tidak. Yang merasa tersesat, berusaha mencari jalan keluar. Sedangkan yang merasa tidak tersesat, tenang-tenang saja.

Keteraturan didalam kehidupan ini sangat dibutuhkan. Banyak kemudahan diperoleh dalam sebuah komunitas yang warganya berusaha menjalani kehidupan sesuai rambu-rambu. Sebaliknya, banyak ketidak nyamanan akan dirasakan didalam sebuah lingkungan yang warganya tidak perduli dengan berbagai petunjuk/peratutan.

Sebenarnya, semua kita membutuhkan  rambu-rambu. Namun, kenyataannya, tidak sedikit orang yang tidak mengindahkan kehadiran rambu-rambu. Lebih ironis lagi, rambu-rambu seakan tidak ada makna sama sekali. Akibatnya, dimana-mana terlihat kesemrawutan.

Rambu-rambu paling mendasar bagi manusia adalah nilai-nilai agama. Ketaatan kepada ketentuan agama akan mebawa kenyamanan kehidupan didunia dan akhirat. Pelanggaran rambu-rambu agama berakibat kesengsaraan didunia dan akhirat.

Kebutuhan akan adanya rambu-rambu, berhubungan erat dengan adanya tujuan yang jelas. Kehadiran rambu-rambu dalam kehidupan ini akan dirasakan oleh orang-orang yang memiliki keinginan kuat agar sampai ditujuan dengan selamat. Bagi orang-orang yang tidak memiliki tujuan hidup yang jelas, kehadiran rambu-rambu tidak begitu di perhatikan. Bagi orang-orang yang merasa tersesat, keberadaan rambu-rambu sangat menolong.

Jika kita tidak merasa membutuhkan rambu-rambu, maka boleh jadi kita tidak merasa tersesat. Persoalannya adalah, apakah kita benar-benar dalam kondisi tidak sedang tersesat atau tidak memiliki tujuan hidup yang jelas?
(Pekanbaru, Oktober 2012)

Tidak ada komentar: