Bagi yang pernah mengalami tersesat ditengah hutan tentu
dapat merasakan bagaimana perasaan cemas, khawatir, bahkan takut. Tidak ada
kepastian mau menuju kemana. Kebutuhan akan adanya orang tempat bertanya sangat
besar. Kehadiran seseorang untuk tempat bertanya merupakan anugerah besar.
Lebih berharga daripada berapa banyak harta yang dimiliki. Juga lebih penting
daripada berapa banyak saudara dan sahabat.
Pernahkah anda tersesat disuatu kota yang baru anda kunjungi
? Tentu cemas, khawatir dan takut
menyelimuti pikiran dan perasaan anda. Kehadiran orang yang dapat memberi
penunjuk jalan atau rambu-rambu, sangat melegakan bukan?
Tersesat ditengah hutan atau ditengah kota bersifat temporer.
Kita bisa menemukan jalan kembali setelah berupaya mencari tempat bertanya atau
menemukan rambu-rambu. Kita berusaha mencari jalan keluar karena kita merasa
tersesat. Tetapi pernahkah kita merasa tersesat didalam kehidupan ini? Boleh
jadi ada yang merasa tersesat. Boleh jadi juga tidak. Yang merasa tersesat,
berusaha mencari jalan keluar. Sedangkan yang merasa tidak tersesat,
tenang-tenang saja.
Keteraturan didalam kehidupan ini sangat dibutuhkan. Banyak
kemudahan diperoleh dalam sebuah komunitas yang warganya berusaha menjalani
kehidupan sesuai rambu-rambu. Sebaliknya, banyak ketidak nyamanan akan
dirasakan didalam sebuah lingkungan yang warganya tidak perduli dengan berbagai
petunjuk/peratutan.
Sebenarnya, semua kita membutuhkan rambu-rambu. Namun, kenyataannya, tidak
sedikit orang yang tidak mengindahkan kehadiran rambu-rambu. Lebih ironis lagi,
rambu-rambu seakan tidak ada makna sama sekali. Akibatnya, dimana-mana terlihat
kesemrawutan.
Rambu-rambu paling mendasar bagi manusia adalah nilai-nilai
agama. Ketaatan kepada ketentuan agama akan mebawa kenyamanan kehidupan didunia
dan akhirat. Pelanggaran rambu-rambu agama berakibat kesengsaraan didunia dan
akhirat.
Kebutuhan akan adanya rambu-rambu, berhubungan erat dengan
adanya tujuan yang jelas. Kehadiran rambu-rambu dalam kehidupan ini akan
dirasakan oleh orang-orang yang memiliki keinginan kuat agar sampai ditujuan
dengan selamat. Bagi orang-orang yang tidak memiliki tujuan hidup yang jelas,
kehadiran rambu-rambu tidak begitu di perhatikan. Bagi orang-orang yang merasa
tersesat, keberadaan rambu-rambu sangat menolong.
Jika kita tidak merasa membutuhkan rambu-rambu, maka boleh
jadi kita tidak merasa tersesat. Persoalannya adalah, apakah kita benar-benar
dalam kondisi tidak sedang tersesat atau tidak memiliki tujuan hidup yang
jelas?
(Pekanbaru, Oktober 2012)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar