Kamis, 09 Agustus 2012

Pengajaran Dari Laptop Dan Game


Sebagaimana lazimnya, ketika hendak melakukan perjalanan ke kota lain, kami selalu menanyakan kepada cucu-cucu, mau dibelikan apa. Terasa lebih nyaman membawa oleh-oleh yang memang dikehendaki.
Waktu itu, cucu kedua yang berumur belum 6 tahun minta dibelikan game untuk laptop. Jika bepergian agak lama, saya selalu membawa laptop. Disamping berisi tulisan, didalamnya ada beberapa mainan (game). Cucu yang satu ini, suka sekali bermain game di laptop itu. Satu mainan yang lagi digemarinya, belum tersimpan.


Setelah mendapatkan perangkat keras (hardware) game tersebut, saya minta tolong seorang kerabat untuk memasukkannya ke laptop. Namun, setelah dicoba beberapa kali, usaha itu gagal. Laptop saya belum dilengkapi dengan perangkat lunak (software) yang dapat menerima game tersebut. CD yang berisi mainan tersebut kami bawa pulang untuk membuktikan bahwa pesanan si cucu sudah dibeli. Kami berusaha selalu menapati janji.

Setelah melakukan perjalanan sebulan penuh, kami pulang. Hal pertama yang kami jelaskan kepada si cucu adalah soal game pesanannya. Penjelasan itu tidak pernah memberi kepuasan kepadanya. Setiap kali bermain game, dia masih saja menanyakan, mengapa di laptop saya tidak bisa dimasukkan game yang dia inginkan.

Jika dikaitkan dengan motivasi, maka dari kejadian ini, saya mendapatkan sebuah pengajaran. Bahwa sebuah motivasi, baru dapat masuk dan menyentuh seseorang jika dirinya benar-benar siap menerima. Jika kita tidak mempersiapkan diri untuk menerima kehadiran sebuah motivasi atau pengajaran, maka sebagus apapun motivasi dan pengajaran itu, tidak banyak manfaatnya.

Ada kalanya, komunikasi yang kita coba jalin, belum memberi dampak positif seperti yang diinginkan. Bahkan, komunikasi itu kadang dapat pula menyebabkan konflik. Mengapa itu terjadi?

Kisah laptop saya dan program game permintaan si cucu itu salah satu kuncinya. Ide-ide atau pesan-pesan sebagai  perangkat lunak kita, belum siap di download oleh penerima. Mengemukakan gagasan, memberikan motivasi dan berkomunikasi sesama kerabat memang perlu dilakukan. Namun, jika semua itu belum terlihat manfaatnya, tidak perlu berkecil hati. Kita patut memahami, boleh jadi didalam dirinya belum tersedia perangkat lunak yang dapat menyimpan dan mengaktifkan pemikiran itu.
(Pekanbaru, Agustus 2012)

Tidak ada komentar: