Rabu, 25 April 2012

Menjaga Makanan Dari Yang Haram

Suatu hari, cucu saya memberi sekantong rambutan. Setelah saya tanyakan, ternyata rambutan itu pemberian seorang kerabat dan dipetik dari pohon yang tumbuh di sebidang tanah kosong. Saya tidak kenal dengan pemiliki lahan tersebut karena berdomisili di tempat lain.

Rambutan itu saya suruh kembalikan. Menurut pengetahuan saya, orang-orang memetik rambutan itu tanpa meminta izin dari pemilik lahan. Saya tidak dapat mencegah. Untuk memakannya, saya juga tidak mau. Hal ini, saya katakan kepada si cucu. Kelihatan dia bingung. Orang-orang berebut mengambil buah rambutan, saya justeru menolak pemberiannya.


Sebenarnya saya prihatin dengan kondisi tersebut. Orang-orang dewasa yang seharusnya memberi pengajaran kepada anak-anak bahwa mengambil hak orang tanpa izin tidak dibenarkan, malahan mempertontonkan kesalahan itu. Ada kemungkinan, anak-anak akan meniru perilaku tersebut. Apa jadinya nanti.

Ada sebuah kisah menarik. Kisah ini patut diambil sebagai pengajaran. Abu Bakar Ashshiddiq r.a pada suatu hari minum seteguk susu yang diperoleh seseorang hamba sahayanya dari hasil karyanya. Kemudian, setelah selesai minumnya, ia bertanya :” Darimana asalnya susu tadi? Hamba sahaya itu menjawab :” Saya memberikan peramalan pada sesuatu kelompok manusia, lalu sebagai upahnya saya mendapatkan susu itu”. Mendengar jawaban itu, segeraralah Abu Bakar memasukkan jari-jari tangannya kedalam mulutnya dan mengusahakan supaya susu tadi dapat dimuntahkan. Yang menceritakan kejadian ini menjelaskan, bahwa Abu Bakar Ashshiddiq r.a terus muntah-muntah sehingga saya mengira, bahwa jiwanya akan melayang karenanya. Sehabis muntah-muntah tadi, Beliau r.a lalu berdo’a :” Ya Allah.. hamba mohon kebebasan dari padamu mengenai makanan yang telah dibawa oleh urat-urat tubuh serta yang sudah bercampur aduk didalam perut besar “. ( Ihya Ulumuddin Imam Alghazali, Bimbingan untuk mencapai tingkat mu’min)

Demikian khawatirnya Abu Bakar mengenai seteguk susu. Begitu besarnya perhatian Abu Bakar terhadap kehalalan makanan/minuman. Sikap ini patut kita miliki. Menjaga halalnya makanan dan minuman perlu dilakukan sungguh-sungguh. Halal zatnya dan halal pula cara memperolehnya.

Pemahaman akan pentingnya menjaga makanan dan minuman, sepatutnya ditanamkan sejak dini kepada anak-anak. Tidak hanya dengan kata-kata, tetapi juga dengan perilaku. Jadilah teladan yang baik. Hindarkan memberi contoh perilaku buruk.


Tidak ada komentar: