Rabu, 28 Maret 2012

Menjadikan Aktivitas Sebagai Rekreasi


Ada sebuah kegiatan yang dapat saya rasakan sebagai sebuah rekreasi dan menyenangkan. Yaitu, berkemas-kemas ketika akan melakukan perjalanan jauh. Perjalanan itu sendiri memang salah satu hobby saya.

Beberapa kali saya melakukan perjalanan dari Pekanbaru ke Bandung atau sebaliknya bersama keluarga menggunakan kendaraan sendiri. Karena perjalanan itu cukup jauh, maka perlu persiapan sebaik-baiknya. Tentu saja persiapan itu berupa pemikiran dan pisik. Maksud saya, banyak hal perlu dipikirkan dan dilakukan.


Beberapa hari menjelang keberangkatan, mobil sudah dibawa ke bengkel untuk diservis. Setelah kendaraan selesai diservis, saya mulai menyusun peralatan/kunci2 yang akan dibawa, termasuk ban cadangan dan peta. Waktu itu saya belum memiliki GPS.

Persiapan lainnya adalah pakaian, makanan dan minuman. Pakaian yang akan dibawa dan untuk diperjalanan, biasanya sudah disiapkan 2 atau 3 hari menjelang keberangkatan. Sedangkan makanan dan minuman dibeli sehari sebelum keberangkatan.

Dengan perhitungan agar ketika berada didaerah rawan dilewati pada siang hari, maka perjalanan selalu dimulai pada sore atau malam hari. Sejak pagi, saya sudah  menyusun barang ke dalam mobil. Hal ini dilakukan agar mempunyai waktu untuk cek dan recek, sehingga tidak ada barang yang tertinggal.

Proses mulai dari membawa kendaraan ke bengkel sampai dengan menyusun barang ke mobil itulah yang saya anggap sebuah rekreasi dan menyenangkan. Perjalanannya sendiri, tentu saja juga merupakan rekreasi yang memiliki kesenangan tersendiri.

Dengan persiapan yang baik dan pertolongan dari Allah SWT, saya belum pernah mengalami hambatan bearti selama melakukan perjalanan. Padahal kendaraan yang digunakan bukanlah kendaraan baru, tetapi termasuk kendaraan tua. Kalaupun ada sedikit gangguan diperjalanan, saya anggap itu adalah bonus (tambahan pengalaman).

Jadi, banyak hal yang kita rasakan tergantung dari cara mensikapinya. Memikirkan dan melakukan aktivitas, dapat saja dirasakan sebagai beban. Akibatnya, ada tekanan sewaktu melakukan aktivitas tersebut. Sebaliknya, aktivitas dapat dilakukan dengan senang hati tanpa mengurangi kesungguhan dalam melakukannya.

Mungkin, sikap terhadap aktivitas itulah yang membuat seorang pemulung terlihat berwajah ceria walaupun yang dikumpulkannya barang-barang seharga Rp.100. Sebaliknya seorang pengusaha terlihat berwajah kusut atau tegang, padahal penghasilannya puluhan atau ratusan juta rupiah.

Tidak ada komentar: