Minggu, 18 Maret 2012

Pembentukan Perilaku Anak Sejak Dini


Sejak ibu tinggal bersama kami, ada pengalaman berharga kami dapatkan didalam pembentukan budi pekerti seorang cucu. Usianya kurang dari 5 tahun. Sekarang cucu ini sudah bisa berlaku manis terhadap ibu kami yang dia panggil dengan nenek unyang. Ketika baru sampai di rumah, dia selalu menyempatkan diri melihat nenek unyangnya. Ketika pulang, dia juga pamit.

Perilaku ini berbeda dengan dulu. Jika kami melakukan perjalanan bersama, si cucu selalu saja memperlihatkan ketidak nyamanannya terhadap nenek unyang. Boleh jadi, dia merasa berbagi perhatian. Sebab, kalau nenek unyangnya tidak ikut, dia selalu mendapat perhatian dan lebih leluasa.

Sudah berusaha berkali-kali mencoba memberikan pengertian kepadanya, bahwa nenek unyang itu adalah ibu dari atuknya. Dia harus bersikap sopan dan jangan bersikap sembarangan. Namun, sikapnya masih belum terlihat manis.

Ketika ibu sakit, beliau tinggal bersama kami. Kondisinya tidak memungkinkannya banyak bergerak. Lebih banyak berbaring ditempat tidur. Pada malam libur sekolah, si cucu biasanya bermalam dirumah. Kami berusaha memberikan pemahaman bahwa nenek unyangnya itu perlu perhatian. Kadang, kami minta dia memijit kaki nenek unyangnya sambil mencontohkan. Ternyata dia mau melakukannya dan terlihat kesungguhan diwajahnya.

Sejak saat itu, si cucu mulai memperlihatkan sikap manisnya. Selalu menyempatkan diri untuk melihat si nenek unyang. Menyempatkan diri pamit dan salaman ketika akan pulang.

Dari pengalaman ini, kami mendapatkan pengajaran berharga. Bahwa, menanamkan perilaku baik kepada anak-anak perlu kesabaran dan berkesinambungan. Sikap kita (orang dewasa) berpengaruh signifikan. Tidak cukup hanya melarang dengan menggunakan kata “jangan” atau menyuruh dengan kata “harus”. Berdialog dengan si anak diikuti dengan contoh perbuatan/perilaku, berpengaruh sangat berkesan.

Tidak ada komentar: