Suatu petang, ketika bangun dari tidur siang, saya sedikit
terkejut. Cucu saya yang berumur belum 4 tahun, tidak terlihat. Tadinya, kami
sama-sama berada ditempat tidur. Biasanya, saya yang duluan bangun. Baru kali
ini dia pergi tanpa memberi tahu.
Setelah dicari-cari, ternyata dia tidur di rumah sebelah.
Penghuni rumah itu, termasuk neneknya juga.
Dari peristiwa ini, saya jadi berfikir. Ternyata, contoh
perilaku orang dewasa sangat mudah ditiru oleh anak-anak. Beberapa kali,
setelah dia tertidur pulas, saya keluar kamar. Ngobrol atau menonton televisi
atau membaca. Ketika bangun, dia selalu mencari saya atau neneknya.
Ternyata, tanpa disadari, perbuatan itu terekam didalam
dirinya. Bahwa, boleh-boleh saja meninggalkan orang yang lagi tidur tanpa
memberi tahu. Perbuatan seperti itu,
jelas kurang baik bagi anak-anak. Mungkin juga bagi orang dewasa? Merobah pola
pikir ini tentu tidak mudah.
Sejak peristiwa itu, saya selalu berusaha menemani tidurnya.
Jika da keperluan, saya beritahukan. Saya bisikkan ditelinganya keperluan itu.
Dengan cara ini, saya berharap dia tidak mengulangi lagi pergi tanpa pamit.
Berharap agar anak tumbuh dengan perilaku yang baik, tentu
menjadi harapan para orang tua. Namun, pernahkah kita introspeksi diri? Berapa
banyak perilaku dan ucapan kita tidak sesuai dengan harapan itu?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar