Jumat, 09 Desember 2011

Membeli Nasi Bungkus di Tokyo

Suatu pagi di Tokyo. Sambil olah raga jalan pagi di kawasan Sinjuku,  saya singgah disebuah warung. Saya bermaksud membeli sesuatu untuk sarapan. Didalam warung, saya melihat ada nasi dalam kemasan. Kemasannya transparan.  Nasi tersebut sudah ada lauknya.


Sebagai seorang muslim, saya perlu berhati-hati memilih makanan/minuman. Setiap kemasan makanan, selalu ada formulanya dengan menggunakan bahasa Jepang dan Inggeris. Saya selalu menghindari daging. Ketika membayar harga nasi, kasirnya mengatakan ‘hot.. hot’. Awalnya saya tidak tahu maksudnya. Sebab, nasi tersebut dingin. Namun, ketika kasir mengulangi menyebut hot sambil menunjuk ke sebuah alat pemanas ( microwave), saya paham. Dia menawarkan untuk memanaskan nasi yang saya beli. Tentu saja saya senang. Saya berikan nasi itu dan dia masukkan ke pemanas. Lumayan, dapat sarapan dengan nasi hangat dimusim dingin.

Salah satu kesulitan ketika berada di Tokyo adalah soal makanan. Dengan adanya formula disetiap kemasan makanan siap santap, sangat membantu. Setiap kali membeli makanan, kita perlu benar-benar meneliti apa saja bahan-bahannya. Bertanya kepada penjual, kadang mengalami kesulitan bagi yang  tidak menggunakan bahasa Jepang.
Pekanbaru, 5 Desember 2011

Tidak ada komentar: