Suatu pagi di Tokyo. Sambil olah raga jalan pagi di kawasan Sinjuku,
saya singgah disebuah warung. Saya
bermaksud membeli sesuatu untuk sarapan. Didalam warung, saya melihat ada nasi
dalam kemasan. Kemasannya transparan. Nasi
tersebut sudah ada lauknya.
Sebagai seorang muslim, saya perlu berhati-hati memilih
makanan/minuman. Setiap kemasan makanan, selalu ada formulanya dengan
menggunakan bahasa Jepang dan Inggeris. Saya selalu menghindari daging. Ketika
membayar harga nasi, kasirnya mengatakan ‘hot.. hot’. Awalnya saya tidak tahu
maksudnya. Sebab, nasi tersebut dingin. Namun, ketika kasir mengulangi menyebut
hot sambil menunjuk ke sebuah alat pemanas ( microwave), saya paham. Dia
menawarkan untuk memanaskan nasi yang saya beli. Tentu saja saya senang. Saya
berikan nasi itu dan dia masukkan ke pemanas. Lumayan, dapat sarapan dengan
nasi hangat dimusim dingin.
Salah satu kesulitan ketika berada di Tokyo adalah soal makanan.
Dengan adanya formula disetiap kemasan makanan siap santap, sangat membantu.
Setiap kali membeli makanan, kita perlu benar-benar meneliti apa saja
bahan-bahannya. Bertanya kepada penjual, kadang mengalami kesulitan bagi
yang tidak menggunakan bahasa Jepang.
Pekanbaru, 5 Desember 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar