Jumat, 10 November 2017

Selamat Dari Upaya Pembunuhan



Dalam Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir jilid 3 halaman 468 dan 469 diceritakan, dikisahkan ada seseorang menemani orang lain dalam suatu perjalanan. Kemudian dia menghianatinya dan hendak membunuhnya. Orang yang hendak dibunuh berupaya menyelamatkan diri dengan cara merendahkan diri dan menakut-nakutinya dengan nama Allah. Namun, hal itu semakin menambah kuat niatnya untuk membunuh.
Calon korban berkata:”Jika demikian, beri aku kesempatan untuk shalat dua rakaat“. Si pembunuh berkata:” Lakukanlah dengan ringan”. Dia pun berdiri, lalu shalat. Tapi dia gemetar karena dihinggapi rasa takut yang hebat sehingga tidak ada ayat Al-Qur’an yang dapat diingatnya walaupun hanya satu huruf. Dia hanya mematung dengan bingung. Si pembunuh berkata:” Ayo cepat selesaikan”. Tiba-tiba, Allah membuat lidahku lancar melafalkan ayat:” Atau siapakah yang memperkenankan doa orang yang dalam kesulitan apabila dia berdoa kepada-Nya dan yang menghilangkan kesusahan?...( QS. An-Naml 62).
Tiba-tiba dihadapanku ada seorang Persia yang muncul dari bibir lembah dengan memegang sangkur. Kemudian, dia melemparkannya kepada si pembunuh  dan tepat mengenai jantungnya hingga dia pun terjungkal  dan tewas. Kemudian aku menghampiri orang Persia itu seraya berkata:” Demi Allah siapakah anda? Dia menjawab:” Aku adalah seorang utusan dari Yang Memenuhi permohonan orang yang berdoa kepada-Nya pada saat mendapat kesulitan dan yang melenyapkan kesulitan itu”. Kemudian, aku mengambil keledai dan bawaanku, lalu pulang dengan selamat.
(sumber: Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir jilid 3, Muhammad Nasib Ar-Rifa’i)

Tidak ada komentar: