Rabu, 18 November 2015

Bahayanya Mengikuti Orang Lain Tanpa Ilmu



Dalam menjalani kehidupan didunia ini, peluang untuk salah jalan akan terbuka apabila kita selalu mengikuti orang lain tanpa pengetahuan. Tidaklah salah mengikuti orang lain sepanjang kita mengetahui bahwa orang tersebut memang berada dijalan yang benar dan selalu mengikuti rambu-rambu kehidupan. Apakah itu nilai-nilai agama ataupun tatacara bermasyarakat.

Suatu ketika dalam perjalanan dari Jakarta ke Pekanbaru,  saya mendapatkan sebuah pengalaman berharga.  Di wilayah Propinsi Jambi, kami tersesat sejauh 8 KM. Waktu itu tengah malam. Didalam kendaraan, saya berdua dengan seorang putra. Jalanan sepi, dikiri kanan hutan.

Ketika didepan terlihat sebuah truk, kami putuskan untuk mengikutinya. Truk ini semakin menambah kecapatannya, kami ikuti terus. Semakin laju. Tiba didepan sebuah pos polisi, truk berhenti. Kami berhenti juga. Pengemudinya turun dan menghampiri sambil menanyakan tujuan kami. Ternyata, dia merasa khawatir,  mengira kami mempunyai maksud tidak baik, sedangkan dia sendirian. Karenanya, dia memacu kendaraan dan berhenti di depan pos pilisi.

Setelah mengetahui tujuan kami yang sebenarnya, dia tertawa. Dijelaskannya,  kami sudah salah jalan dan harus memutar kembali sekitar 8 km. Akibat mengikuti orang lain, kami tersesat 8 km. Jika saja kami selalu memperhatikan rambu-rambu, tentu tidak membuang-buang waktu dan energy. Kisah sederhana ini menjadi pengajaran berharga. 

Selalu berusaha memahami rambu-rambu dalam kehidupan didunia ini, dapat menyelamatkan kita dari kesesatan.  Semakin banyak kita pahami rambu-rambu di kehidupan ini, memberi peluang kepada kita untuk mengetahui apakah kita sedang tersesat atau tidak. Kesadaran untuk kembali melalui jalan yang benar, hanya ada didalam diri orang-orang yang merasa tersesat.

Tidak ada komentar: