Rabu, 10 Juni 2015

Mengenal Imam Bukhari (Kekuatan Hafalan Dan Kecerdasannya)



”Saya hafal hadits di luar kepala sebanyak 100.000 hadits shahih dan 200.000 hadits yang tidak shahih”: Demikian pernyataan Imam Bukhari yang dimuat dalam buku Shahih Bukhari-Muslim. Buku ini diterbitkan oleh Penerbit Jabal Bandung.

Mengenai kekuatan hafalan dan kecerdasan Imam Bukhari ini dijelaskan, bahwa kekuatan hafalan, kecerdasan, pengetahuan tentang parawi hadits dan ilatnya yang terdapat pada Bukhari, merupakan salah satu tanda kekuasaan dan kebesaran Allah Ta’ala. Allah telah memeliharanya dan para penghimpun hadits lainnya untuk menghafal dan menjaga sunnah Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam. Imam Bukhari berkata :”Saya hafal hadits di luar kepala sebanyak 100.000 hadits shahih dan 200.000 hadits yang tidak shahih”.

Kekuatan hafalan Imam Bukhari, keluasan pengetahuannya dan kecerdasannya sangat mengagumkan. Ketika beliau tiba di Baghdad, ulama hadits berkumpul untuk menguji kemampuannya. Mereka mencampur aduk dan memutar balik sanad dan matan 100 hadits. Matan hadits satu diberi sanad hadits lainnya, dan sanad hadits yang satu diberi matan hadits lainnya. Sepuluh ulama tampil dengan masing-masing membawa sepuluh hadits yang sudah tidak karuan itu. Orang pertama mengajukan sepuluh hadits. Setelah selesai membacanya, Imam Bukhari mengatakan:” Saya tidak mengetahui hadits yang anda baca tadi”. Sampai kepada penanya yang kesepuluh, Imam Bukhari tetap mengatakan seperti itu. Hadirin yang tidak tahu, memastikan Bukhari tidak akan mampu menjawabnya. Sedangkan para ulama saling berkata:”Hebat benar orang ini”.

Setelah para penguji selesai membaca hadits-hadits itu, Imam Bukhari melihat penanya pertama dan berkata:”Hadits pertama tadi, yang benar isnadnya adalah begini”. Demikianlah Imam Bukhari menjawab satu persatu dari sepuluh hadits itu. Lalu dia menoleh kepada penanya kedua sampai kesepuluh. Dia menyebutkan hadits yang sudah diputar balikkan itu, lalu membaca isnad dan matan  yang sebanarnya tanpa ada kesalahan sedikitpun. Maka para ulama Baghdad menyatakan kekagumannya atas kecerdasan dan hafalan Imam Bukhari, serta memberi gelar kepadanya “Imam Hadits”.

Sebagian hadirin mengatakan:” Yang mengagumkan, bukanlah ia mampu menjawab secara benar, melainkan bagaimana dia mampu menyebutkan hadits yang sanad dan matannya tidak karuan seperti yang telah dibacakan sang penanya padahal dia hanya mendengar sekali saja.

Imam Bukhari pernah berkata:” Saya tidak akan meriwayatkan hadits yang kuterima dari sahabat dan tabiin sebelum saya mengetahui tanggal kelahiran, hari wafatnya dan tempat tinggalnya. Saya tidak akan meriwayatkan hadits mauquf dari sahabat dan tabiin, kecuali ada dasarnya yang ku ketahui dari Kitabullah dan Sunnah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam.

Tidak ada komentar: