Rabu, 11 Februari 2015

Suami Dapat Menjadi Sebab Tertutupnya Pintu Hidayah



Hidup ini memang penuh dengan ujian. Ada ujian dalam bentuk kesenangan dan ada pula ujian dalam bentuk kesusahan atau kesulitan. Bagi para wanita, kehadiran seorang suami juga tidak luput dari ujian. Bahkan, suami dapat menjadi penyebab tertutupnya pintu hidayah. Penjelasan mengenai hal ini, dikemukakan oleh Shalih bin Muqbil Al-Ushaimi dalam sebuah buku kecil berjudul “29 Sebab Tertutupnya Pintu Hidayah”. Judul aslinya“ Mu’awiqatul Hidayah”.
Sebagian anak-anak remaja putri di uji dengan suami yang buruk akhlaknya, tukang melacur dan berbagai tindak kejahatan. Setiap kali sang istri berfikir untuk iltizam (konsekuen, taat), ia dapati suami selalu menghalangi jalannya. Ia malah memaksa istrinya untuk menonton film dan mendengarkan nyanyian serta musik, yang terkadang hingga melalaikan dari shalat dan dzikir. Terkadang juga, ia melakukan dosa besar bersama istrinya, misalnya dengan menyetubuhinya dari duburnya. Laahaulawalaa quwwata illa billah.

Sudah banyak anak-anak umat Islam yang mengeluh karena keadaan ini, menyesal sekaligus marah.
Bagi wanita, bila telah jelas baginya kefasikan suami, dan tak ada lagi kecocokan dengannya, serta tak diharapkan bisa diperbaiki, maka hendaknya ia segera melepaskan diri daripadanya, betapapun besar harga yang harus ia bayar. Bagaimana mungkin ia harus bertahan dengan orang yang memaksanya mendengarkan lagu-lagu dan musik, menonton film serta menjalankan shalat tidak pada waktunya. Belum lagi dengan bau mulutnya busuk karena pengaruh rokok atau minum-minuman keras.
Hendaknya wanita itu sadar, jika ia tetap berada di bawah tanggungan orang fasik tersebut, kemaslahatannya jelas akan terbentur. Dan, hendaknya ia tidak mengorbankan agamanya, hanya kerena kecintaannya kepada suami atau anak-anaknya. Allah berfirman:
Sesungguhnya harta dan anak-anakmu itu adalah fitnah.
Hendaknya ia mendahulukan ridha Allah atas sesuatu, ia harus bersabar karena berpisah dengan suami yang pernah ia cintai itu. Jika benar-benar jujur, Allah akan menggantikan untuk dirinya suami yang lebih baik.
Kejadian ini setiap hari selalu ada. Tiap hari pula problem ini dibahas diberbagai majalah dan koran serta meminta fatwa dari para ulama masyayikh.
Barangsiapa diantara wanita yang berkeinginan benar dan jujur kepada Tuhannya, lalu melepaskan diri dari suaminya yang tak bisa diharap, tidak menyesalinya meski betapapun kaya dan gantengnya, serta ia tidak menjadikan masalah talak dan julukan janda sebagai penghalang mendapat ridha Allah, niscaya Allah akan menolong dirinya. (29 Sebab Tertutupnya Pintu Hidayah, Shalih Bin Muqbil Al-Ushaimi)

Tidak ada komentar: