Rabu, 28 Januari 2015

Kawan Pergaulan Dapat Menjadi Kendala Paling Berbahaya Untuk Mendapatkan Hidayah



Bagi yang masih merasa akan pentingnya keberadaan kawan dalam keseharian, patut memahami penjelasan Shalih bin Muqbil Al-Ushaimi tentang pengaruh kawan. Dalam buku “ 29 Sebab Tertutupnya Pintu Hidayah (judul asli Mu’awiqatul Hidayah)”, Shalih bin Muqbil Al-Ushaimi ketika menyebut kendala-kendala penting untuk mendapat hidayah (petunjuk) berpendapat bahwa kendala paling berbahaya dan sangat besar pengatuhnya kepada manusia adalah “Kawan Pergaulan”.

Dijelaskan oleh Shalih bin Muqbil Al-Ushaimi, semua merasakan betapa besar pengaruh kawan pergaulan dalam membentuk katakter perilaku. Dengan senantiasa bergaul bersama-sama, masing-masing orang akan terpengaruh dengan yang lain. Karakter adalah curian, dan jiwa diciptakan untuk cenderung meniru dan mengikuti. Karena itu anda dapati kawan pergaulan memiliki peran yang signifikan dan penting dalam mengubah jalan hidup kawan sepergaulannya.

Diantara pemuda ada yang senang iltizam (konsekuen, taat) menjalankan agamanya, tetapi kawan-kawannya menghalanginya dengan berbagai cara, sehingga ia tidak bisa merealisasikan . Diantara kiat mereka menghalangi kawan yang ingin iltizam adalah:

Tidak memberikan kesempatan berfikir. Mereka yang biasa bergaul bersama-sama itu setiap harinya selalu berkumpul, yang terkadang menghabiskan waktu hingga berjam-jam, sehingga tidak seorang pun dari mereka berkesempatan untuk berfikir tentang keadaan dirinya serta kesia-siaan yang dideritanya.

Jika salah seorang dari mereka terlambat datang, meski hanya beberapa saat  maka dengan berbagai cara mereka berusaha menghubungi; telepon, pager atau langsung mengutus salah seorang anggota kelompoknya mencari.

Terkadang, ketika mereka berkumpul di masjid dan sedang mendengarkan ceramah, salah seorang dari mereka terpengaruh dengan isi ceramah tersebut, tetapi sebagian besar kawan-kawannya yang lain tidak memberinya kesempatan untuk mendengarkannya. Bahkan diantara mereka, jika melihat kawannya terpengaruh dengan ziarah kubur atau ceramah yang disampaikan di masjid, mereka segera memperdengarkan musik untuknya sehingga menghilangkan apa yang membuatnya sedih. Atau ia akan membawa temannya tersebut kepada kawannya yang lain agar menghiburnya, sehingga hilanglah kemasygulannya.

Demikianlah, kawan pergaulan pada galibnya menjadi penghalang seseorang mentaati agamanya. Tetapi, bagi orang yang berakal penghalang ini bisa dihancurkan, jika ia memiliki niat yang benar dan keinginan yang teguh serta memohon pertolongan kepada Allah dan berpegang teguh kepada agamanya.
Barangsiapa yang berpegang teguh kepada (agama) Allah maka sesungguhnya ia telah diberi petunjuk kepada jalan yang lurus.( Ali Imran: 101)

Mereka tidak memberi ksempatan kepada kawannya untuk menentukan jalan hidupnya, karena kesempatan itu sangat mahal. Dan adakah sesuatu yang lebih mahal daripada hidup manusia? Jika hidup itu telah berakhir maka berakhirlah segala sesuatu. Sungguh, betapa besar kerugian yang dideritanya.

Kawan-kawan pergaulan berkumpul dengan yang lainnya dengan banyak cara, diantaranya:
Pertama, perkumpulan mingguan, tengah bulanan. Mereka selalu berusaha menghadirkan semua kawannya. Jika salah seorang dari mereka ingin atau berfikir untuk iltizam lalu meninggalkan pertemuan tersebut, niscaya kawannya akan mencarinya lalu berkata kepadanya:” Kenapa kamu tidak mau hadir dalam pertemuan di rumahku? Dan demikianlah ia terus berbasa basi  dan tidak memberi kesempatan kepada kawannya, sehingga ia lupa sama sekali dari keinginannya untuk iltizam.

Kedua, mengadakan perkemahan atau menyewa vila. Kadang-kadang sebagian pemuda mencari tempat berkumpul mereka, biasanya dengan menyewa vila atau membangun kemah sendiri atau yang sejenisnya.
Kami pernah mengetahui beberapa pemuda menyewa vila. Ketika satu persatu anggotanya mengundurkan diri karena keadaan yang tidak diinginkannya, mereka lalu berinisiatif membangun vila sendiri dari hasil urunan mereka. Hal ini untuk memaksa kawan-kawannya yang lain agar tidak keluar daripadanya, karena telah merasa memiliki. Mereka pun membuat beberapa persyaratan, sehingga sulit bagi anggotanya untuk tidak mentaatinya, padahal dengan demikian ia sungguh tertipu.

Ini adalah tipu daya yang dilakukan oleh kawan pergaulan untuk menjaga pertemanan. Dan yang demikian ini tak diragukan lagi mengakibatkan keterlambatan seseorang melakukan iltizam atau menghilangkannya sama sekali.

Setiap orang yang di uji dengan hal-hal seperti ini hendaknya sadar dan yakin bahwa barangsiapa meninggalkan sesuatu karena Allah, niscaya Allah akan menggantinya dengan sesuatu yang lebih baik. Dan dalam dua kebaikan ada kebaikan. Selanjutnya ia harus segera bersahabat dengan orang-orang shalihin, dan merekalah sebaik-baiknya pengganti dari yang lain. (29 Sebab Tertutupnya Pintu Hidayah, Shalib bin Muqbil Al-Ushaimi)

Tidak ada komentar: