Bagi yang masih merasa akan pentingnya keberadaan kawan dalam
keseharian, patut memahami penjelasan Shalih bin Muqbil Al-Ushaimi tentang
pengaruh kawan. Dalam buku “ 29 Sebab Tertutupnya Pintu Hidayah (judul asli
Mu’awiqatul Hidayah)”, Shalih bin Muqbil Al-Ushaimi ketika menyebut
kendala-kendala penting untuk mendapat hidayah (petunjuk) berpendapat bahwa
kendala paling berbahaya dan sangat besar pengatuhnya kepada manusia adalah
“Kawan Pergaulan”.
Dijelaskan oleh Shalih bin Muqbil Al-Ushaimi, semua merasakan
betapa besar pengaruh kawan pergaulan dalam membentuk katakter perilaku. Dengan
senantiasa bergaul bersama-sama, masing-masing orang akan terpengaruh dengan
yang lain. Karakter adalah curian, dan jiwa diciptakan untuk cenderung meniru
dan mengikuti. Karena itu anda dapati kawan pergaulan memiliki peran yang
signifikan dan penting dalam mengubah jalan hidup kawan sepergaulannya.
Diantara pemuda ada yang senang iltizam (konsekuen,
taat) menjalankan agamanya, tetapi kawan-kawannya menghalanginya dengan
berbagai cara, sehingga ia tidak bisa merealisasikan . Diantara kiat mereka
menghalangi kawan yang ingin iltizam adalah:
Tidak memberikan kesempatan berfikir. Mereka yang biasa
bergaul bersama-sama itu setiap harinya selalu berkumpul, yang terkadang
menghabiskan waktu hingga berjam-jam, sehingga tidak seorang pun dari mereka
berkesempatan untuk berfikir tentang keadaan dirinya serta kesia-siaan yang
dideritanya.
Jika salah seorang dari mereka terlambat datang, meski hanya
beberapa saat maka dengan berbagai cara
mereka berusaha menghubungi; telepon, pager atau langsung mengutus salah
seorang anggota kelompoknya mencari.
Terkadang, ketika mereka berkumpul di masjid dan sedang mendengarkan
ceramah, salah seorang dari mereka terpengaruh dengan isi ceramah tersebut,
tetapi sebagian besar kawan-kawannya yang lain tidak memberinya kesempatan
untuk mendengarkannya. Bahkan diantara mereka, jika melihat kawannya
terpengaruh dengan ziarah kubur atau ceramah yang disampaikan di masjid, mereka
segera memperdengarkan musik untuknya sehingga menghilangkan apa yang
membuatnya sedih. Atau ia akan membawa temannya tersebut kepada kawannya yang
lain agar menghiburnya, sehingga hilanglah kemasygulannya.
Demikianlah, kawan pergaulan pada galibnya menjadi penghalang
seseorang mentaati agamanya. Tetapi, bagi orang yang berakal penghalang ini
bisa dihancurkan, jika ia memiliki niat yang benar dan keinginan yang teguh
serta memohon pertolongan kepada Allah dan berpegang teguh kepada agamanya.
Barangsiapa yang berpegang teguh kepada (agama) Allah maka sesungguhnya
ia telah diberi petunjuk kepada jalan yang lurus.( Ali Imran: 101)
Mereka tidak memberi ksempatan kepada kawannya untuk
menentukan jalan hidupnya, karena kesempatan itu sangat mahal. Dan adakah
sesuatu yang lebih mahal daripada hidup manusia? Jika hidup itu telah berakhir
maka berakhirlah segala sesuatu. Sungguh, betapa besar kerugian yang
dideritanya.
Kawan-kawan pergaulan berkumpul dengan yang lainnya dengan
banyak cara, diantaranya:
Pertama, perkumpulan mingguan, tengah bulanan. Mereka selalu
berusaha menghadirkan semua kawannya. Jika salah seorang dari mereka ingin atau
berfikir untuk iltizam lalu meninggalkan pertemuan tersebut, niscaya
kawannya akan mencarinya lalu berkata kepadanya:” Kenapa kamu tidak mau hadir
dalam pertemuan di rumahku? Dan demikianlah ia terus berbasa basi dan tidak memberi kesempatan kepada kawannya,
sehingga ia lupa sama sekali dari keinginannya untuk iltizam.
Kedua, mengadakan perkemahan atau menyewa vila. Kadang-kadang
sebagian pemuda mencari tempat berkumpul mereka, biasanya dengan menyewa vila
atau membangun kemah sendiri atau yang sejenisnya.
Kami pernah mengetahui beberapa pemuda menyewa vila. Ketika
satu persatu anggotanya mengundurkan diri karena keadaan yang tidak
diinginkannya, mereka lalu berinisiatif membangun vila sendiri dari hasil
urunan mereka. Hal ini untuk memaksa kawan-kawannya yang lain agar tidak keluar
daripadanya, karena telah merasa memiliki. Mereka pun membuat beberapa
persyaratan, sehingga sulit bagi anggotanya untuk tidak mentaatinya, padahal
dengan demikian ia sungguh tertipu.
Ini adalah tipu daya yang dilakukan oleh kawan pergaulan
untuk menjaga pertemanan. Dan yang demikian ini tak diragukan lagi
mengakibatkan keterlambatan seseorang melakukan iltizam atau
menghilangkannya sama sekali.
Setiap orang yang di uji dengan hal-hal seperti ini hendaknya
sadar dan yakin bahwa barangsiapa meninggalkan sesuatu karena Allah, niscaya
Allah akan menggantinya dengan sesuatu yang lebih baik. Dan dalam dua kebaikan
ada kebaikan. Selanjutnya ia harus segera bersahabat dengan orang-orang
shalihin, dan merekalah sebaik-baiknya pengganti dari yang lain. (29 Sebab
Tertutupnya Pintu Hidayah, Shalib bin Muqbil Al-Ushaimi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar