Rabu, 01 Januari 2014

Berhati-Hati Mensikapi Pendapat Tentang Keberadaan Allah


Dalam mendalami ajaran agama, kita perlu sangat berhati-hati. Terutama hal-hal yang berhubungan dengan keimanan terhadap Allah Ta’ala. Pendapat-pendapat yang tidak jelas asalnya, perlu diseleksi. Tidak langsung diterima dan diyakini. Untuk itu, kita memang dituntut agar terus dan selalu menambah ilmu agama. 

Dengan memiliki ilmu agama yang memadai, kita tidak akan mudah ikut-ikutan melakukan pemahaman dan pengamalan yang salah. Ilmu agama yang bersumber dari Al-Qur’an dan sunnah, akan membentengi kita dari pendapat-pendapat yang menyesatkan.

Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir II, Muhammad Nasib ar-Rifa’i menjelaskan tentang keberadaan Allah Ta’ala. Mazhab Jahmiyah ialah sebuah kelompok sesat yang di nisbatkan ketuanya yang bernama Jaham bin Shafwan. Dia mengatakan, bahwa Allah Ta’ala berada pada setiap tempat. Pendapat ini jelas salah. Awal dari petualangan kedunguan pendapat ini ialah tatkala berhadapan dengan hujjah-hujjah Qur’ani yang mendalam dan argumentasi-argumentasi sahih yang mengatakan bahwa Allah Ta’ala berada diatas makhluk-Nya dan bersemayam di atas ‘Arsy. Mahasuci, Mahatinggi dan Mahaagung Allah dari pendapat seperti itu.

Adalah sangat di sayangkan bahwa dalam umat ini masih ada yang berpendapat  seperti itu dan lebih disayangkan lagi bahwa mereka itu banyak. “Jika kamu mentaati mayoritas manusia di bumi, maka mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah”. Padahal bid’ah yang keji ini menembus kita dari kalangan Yahudi, semoga Allah melaknat mereka selamanya.

Pendapat ini dilontarkan melalui Jaham bin Shafwan, dari al-Ja’du bin Dirhum, dari Aban bin Sam’an, dari Thalut anak saudara perempuan Labid bin A’sham, dari pamannya yaitu Labid bin A’sham si Yahudi yang menyihir Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Demikianlah sanad mazhab ini, sebagaimana terlihat jelas, merupakan kegelapan di atas kegelapan hingga bermuara kepada setan yang terkutuk. Kami berlindung kepada Allah dari kehinaan, kerugian dan tempat kembali yang buruk. 

Atas dasar ini, maka pendapat yang mengatakan bahwa Allah itu ada disegala tempat merupakan pendapat yang bathil bahkan kufur. Sesungguhnya kita kepunyaan Allah dan sesungguhnya kita akan kembali kepada-Nya. (Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir II, Muhammad Nasib ar-Rifa’i)

Tidak ada komentar: