Dalam mendalami ajaran agama, kita perlu sangat berhati-hati.
Terutama hal-hal yang berhubungan dengan keimanan terhadap Allah Ta’ala.
Pendapat-pendapat yang tidak jelas asalnya, perlu diseleksi. Tidak langsung
diterima dan diyakini. Untuk itu, kita memang dituntut agar terus dan selalu
menambah ilmu agama.
Dengan memiliki ilmu agama yang memadai, kita tidak akan
mudah ikut-ikutan melakukan pemahaman dan pengamalan yang salah. Ilmu agama
yang bersumber dari Al-Qur’an dan sunnah, akan membentengi kita dari pendapat-pendapat
yang menyesatkan.
Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir II, Muhammad Nasib ar-Rifa’i
menjelaskan tentang keberadaan Allah Ta’ala. Mazhab Jahmiyah ialah sebuah
kelompok sesat yang di nisbatkan ketuanya yang bernama Jaham bin Shafwan. Dia
mengatakan, bahwa Allah Ta’ala berada pada setiap tempat. Pendapat ini jelas
salah. Awal dari petualangan kedunguan pendapat ini ialah tatkala berhadapan
dengan hujjah-hujjah Qur’ani yang mendalam dan argumentasi-argumentasi sahih
yang mengatakan bahwa Allah Ta’ala berada diatas makhluk-Nya dan bersemayam di
atas ‘Arsy. Mahasuci, Mahatinggi dan Mahaagung Allah dari pendapat seperti itu.
Adalah sangat di sayangkan bahwa dalam umat ini masih ada
yang berpendapat seperti itu dan lebih
disayangkan lagi bahwa mereka itu banyak. “Jika
kamu mentaati mayoritas manusia di bumi, maka mereka akan menyesatkanmu dari
jalan Allah”. Padahal bid’ah yang keji ini menembus kita dari kalangan
Yahudi, semoga Allah melaknat mereka selamanya.
Pendapat ini dilontarkan melalui Jaham bin Shafwan, dari
al-Ja’du bin Dirhum, dari Aban bin Sam’an, dari Thalut anak saudara perempuan
Labid bin A’sham, dari pamannya yaitu Labid bin A’sham si Yahudi yang menyihir
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Demikianlah sanad mazhab ini,
sebagaimana terlihat jelas, merupakan kegelapan di atas kegelapan hingga
bermuara kepada setan yang terkutuk. Kami berlindung kepada Allah dari
kehinaan, kerugian dan tempat kembali yang buruk.
Atas dasar ini, maka pendapat yang mengatakan bahwa Allah itu
ada disegala tempat merupakan pendapat yang bathil bahkan kufur. Sesungguhnya
kita kepunyaan Allah dan sesungguhnya kita akan kembali kepada-Nya. (Ringkasan Tafsir Ibnu
Katsir II, Muhammad Nasib ar-Rifa’i)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar