Bulan Ramadhan adalah bulan yang selalu ditunggu. Sebab,
bulan Ramadhan adalah masa libur panjang sekolah. Hari-hari dapat diisi dengan
berbagai aktivitas hobbi. Hari-hari terlepas dari kewajiban kesekolah.
Masa-masa yang menyenangkan karena dapat bermain sesukanya.
Aktivitas yang biasa saya lakukan bersama teman-teman sebaya
adalah memancing ke Sungai Siak. Jaraknya sekitar 1 jam berjalan kaki dari
rumah. Pagi-pagi sekali, kami sudah berangkat dari rumah dengan membawa pancing
dan umpan (cacing).
Rangkaian kayu balak (gelondongan) yang banyak terdapat
dipinggir sungai. Memberi kemudahan bagi pemancing. Dengan meniti kayu-kayu
tersebut, kami dapat memancing agak ketengah sungai. Juga dapat dengan mudah
berpindah tempat. Jika sedang bernasib baik, kami bisa membawa pulang beberapa
ekor ikan selais dan baung. Bahkan tidak jarang, dapat pula udang galah. Adakalanya
tidak membawa apapun. Namun, tidak membuat kami patah semangat. Masih ada hari
esok. Disela-sela aktivitas memancing, kami juga berenang di sungai. Air sungai
Siak memang tidak jernih. Agak kemerah-merahan dan bersih.
Aktivitas ini berlangsung setiap hari. Kami baru akan pulang
ke rumah ketika sore hari dengan perhitungan tidak lama sampai dirumah, akan
masuk saat berbuka puasa. Beberapa hari menjelang hari raya, aktivitas ini
berhenti seiring dengan mulainya kesibukan menyambut hari raya.
Peristiwa ini sudah lama berlalu. Ketika itu, saya masih klas
5 SD. Berlanjut sampai ketika sekolah di SLTP. Waktu itu, libur panjang sekolah
serentak untuk semua tingkatan yaitu selama bulan puasa dan beberapa hari
setelah hari raya Idul Fitri.
Kini semua sudah berubah. Sungai Siak tidak lagi bersih.
Libur panjang sekolah tidak lagi di bulan puasa. Setiap kali Ramadhan datang,
kenangan masa kecil ini akan selalu teringat. Masa kecil bersama teman-teman.
Memancing bersama. Berenang bersama. Sebuah kebersamaan tanpa beban kehidupan.
Seiring berjalannya waktu dan bertambahnya umur,
kebersamaan tidak mudah lagi untuk
diwujudkan. Kepentingan dan kebutuhan sebagai tuntutan kehidupan, membuat
masing-masing kita menempuh jalannya sendiri. Beban kehidupan telah membawa
kita kepada dunia masing-masing.
Pekanbaru, Mei 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar