Rabu, 24 Juli 2013

Kebahagiaan Bersama Rasulullah SAW

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam suka bermusyawarah dengan para sahabatnya mengenai suatu persoalan yang terjadi juga menyenangkan mereka supaya mereka lebih giat dalam melakukan tugasnya. Sebagaimana Rasulullah bermusyawarah dengan mereka dalam peristiwa badar atau ikhwal keberangkatan menghadang kafilah musyrikin. Para sahabat berkata :” Wahai Rasulullah, jika engkau mengarungi lautan, niscaya kamipun akan ikut menempuhnya. Jika engkau menempuh kepekatan malam, niscaya kami mengikutimu. Kami tidak akan berkata kepada engkau sebagaimana Bani Israel kepada Musa. Mereka mengatakan, “ Pergilah kamu dan Tuhanmu, lalu berperanglah. Kami mau tinggal disini saja.’ Namun, kami mengatakan,’ Pergilah dan kami akan bersamamu, didepan, dikanan, dan dikirimu dalam berperang. (Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir Jilid I)

Kita hidup tidak sezaman dengan Rasululllah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Tentu saja kita tidak dapat berjuang bersama beliau. Namun, kita masih dapat mengatakan bahwa kami senantiasa mengikutimu. Pembuktiannya, dengan senantiasa berusaha melakukan suruhannya dan menjauhkan larangannya.
Bagaimana cara kita melakukan suruhan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam? Mempelajari Al Qur’an dan sunnah. Disanalah terdapat semua suruhan dan larangan bagi pengikut Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Kita tidak perlu mengatakan, jika engkau mengarungi lautan niscaya kami akan ikut menempuhnya. Tetapi, patut kita katakan, jika engkau shalat maka kami akan shalat seperti yang engkau ajarkan. Kita juga tidak perlu mengatakan, jika engkau menempuh kepekatan malam, niscaya kami mengikutimu. Namun, patut kita katakan, jika engkau berpuasa, maka kami pun akan berpuasa seperti yang engkau ajarkan. Jika engkau mengajarkan tatacara bertetangga, maka kami pun akan berusaha mengamalkannya.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah memberikan tuntunan lengkap untuk menjalani kehidupan ini. Oleh sebab itu, tidaklah layak kita masih mencari-cari pola kehidupan yang lain. Rasa bahagia ketika berusaha menjalani kehidupan sesuai dengan tuntunan Al-Qur’an dan sunnah,  patut kita miliki. Kebahagiaan yang kita harapkan tidak hanya didunia, tetapi sampai ke akhirat kelak. Insyaallah...

Bengkulu, Juni 2013

Tidak ada komentar: