Keislaman Umar bin Khattab merupakan kemenangan bagi kaum
muslimin. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah menjulukinya dengan
al-Faruq, karena Allah telah memisahkan antara yang haq dan yang bathil
karenanya. Beberapa hari setelah keislamannya, Umar berkata kepada Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam :” Wahai Rasulullah, bukankah kita diatas
kebenaran? Beliau menjawab :” Memang benar”. Umar berkata :” Kalau begitu untuk
apa kita bersembunyi dan menutup diri?
Setelah itu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersama
kaum muslimin yang ada di Darul Arqom membentuk dua barisan. Satu barisan
dipimpin Hamzah bin Abdul Muthalib dan barisan lainnya dipimpin Umar bin
Khattab bergerak menuju jalan-jalan di kota Mekkah dalam gerakan yang
menggambarkan kekuatan dalam perjalanan dakwah, dan sekaligus memulai dakwah
secara terang-terangan.
Secara terus menerus, kaum Quraiys berusaha memerangi dakwah
ini dengan berbagai macam cara; menyiksa, menganiaya, mengintimidasi, dan
membujuk. Namun, semua itu tidak menghasilkan apapun, selain justeru menambah
keteguhan mereka terhadap agama Islam dan menambah jumlah orang-orang yang
beriman.
Inilah pemikiran kaum Quraiys untuk memunculkan cara baru,
yaitu menulis sebuah lembaran (perjanjian) yang ditandatangani oleh mereka
semua, dan digantung di Ka’bah untuk mengembargo kaum muslimin dan Bani Hasyim.
Embargo ini berlaku disemua aspek; tidak boleh terjadi transaksi jual beli,
pernikahan, tolong menolong dan bergaul dengan mereka.
Kaum muslimin terpaksa keluar dari kota Mekkah menuju ke
salah satu celah gunung di Mekkah yang bernama celah gunung Abu Thalib. Disana
kaum muslimin sangat menderita, mereka merasakan kelaparan dan berbagai macam
kesulitan. Orang-orang yang mampu diantara mereka menyumbang sebagian harta
mereka, bahkan Khadijah menyumbang semua hartanya. Wabah penyakit melanda
mereka yang menyebabkan kematian sebagian mereka. Namun demikian, mereka dapat
bertahan dan bersabar, tidak ada seorangpun dari mereka yang mundur.
Embargo ini terus berlangsung selama tiga tahun. Kemudian
sekelompok pembesar Quraiys yang memiliki hubungan kekerabatan dengan beberapa
orang Bani Hasyim berusaha mencabut isi lembaran di atas, dan mengumumkannya pada
khalayak ramai. Ketika mengeluarkan lembaran, mereka menemukannya telah
termakan oleh rayap, tidak ada yang tersisa kecuali satu sisi kecil yang di
atasnya tertulis lafadz bismika allahumma
(dengan menyebut nama-Mu ya Allah).
Akhirnya krisispun sirna dan kaum muslimin berserta Bani
Hasyim kembali ke kota Mekkah. Namun kaum Quraiys tetap pada sikap mereka yang
bengis dalam memerangi kaum muslimin.
(Sumber : Ringkasan Sejarah Nabi Muhammad SAW,
Depatemen Agama, Wakaf, Dakwah Dan Bimbingan, Kerajaan Saudi Arabia)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar