Rabu, 21 November 2012

Keislaman Umar Bin Khattab Dan Embargo Terhadap Kaum Muslimin


Keislaman Umar bin Khattab merupakan kemenangan bagi kaum muslimin. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah menjulukinya dengan al-Faruq, karena Allah telah memisahkan antara yang haq dan yang bathil karenanya. Beberapa hari setelah keislamannya, Umar berkata kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam :” Wahai Rasulullah, bukankah kita diatas kebenaran? Beliau menjawab :” Memang benar”. Umar berkata :” Kalau begitu untuk apa kita bersembunyi dan menutup diri?

Setelah itu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersama kaum muslimin yang ada di Darul Arqom membentuk dua barisan. Satu barisan dipimpin Hamzah bin Abdul Muthalib dan barisan lainnya dipimpin Umar bin Khattab bergerak menuju jalan-jalan di kota Mekkah dalam gerakan yang menggambarkan kekuatan dalam perjalanan dakwah, dan sekaligus memulai dakwah secara terang-terangan.
Secara terus menerus, kaum Quraiys berusaha memerangi dakwah ini dengan berbagai macam cara; menyiksa, menganiaya, mengintimidasi, dan membujuk. Namun, semua itu tidak menghasilkan apapun, selain justeru menambah keteguhan mereka terhadap agama Islam dan menambah jumlah orang-orang yang beriman. 
Inilah pemikiran kaum Quraiys untuk memunculkan cara baru, yaitu menulis sebuah lembaran (perjanjian) yang ditandatangani oleh mereka semua, dan digantung di Ka’bah untuk mengembargo kaum muslimin dan Bani Hasyim. Embargo ini berlaku disemua aspek; tidak boleh terjadi transaksi jual beli, pernikahan, tolong menolong dan bergaul dengan mereka. 
Kaum muslimin terpaksa keluar dari kota Mekkah menuju ke salah satu celah gunung di Mekkah yang bernama celah gunung Abu Thalib. Disana kaum muslimin sangat menderita, mereka merasakan kelaparan dan berbagai macam kesulitan. Orang-orang yang mampu diantara mereka menyumbang sebagian harta mereka, bahkan Khadijah menyumbang semua hartanya. Wabah penyakit melanda mereka yang menyebabkan kematian sebagian mereka. Namun demikian, mereka dapat bertahan dan bersabar, tidak ada seorangpun dari mereka yang mundur. 
Embargo ini terus berlangsung selama tiga tahun. Kemudian sekelompok pembesar Quraiys yang memiliki hubungan kekerabatan dengan beberapa orang Bani Hasyim berusaha mencabut isi lembaran di atas, dan mengumumkannya pada khalayak ramai. Ketika mengeluarkan lembaran, mereka menemukannya telah termakan oleh rayap, tidak ada yang tersisa kecuali satu sisi kecil yang di atasnya tertulis lafadz bismika allahumma (dengan menyebut nama-Mu ya Allah). 
Akhirnya krisispun sirna dan kaum muslimin berserta Bani Hasyim kembali ke kota Mekkah. Namun kaum Quraiys tetap pada sikap mereka yang bengis dalam memerangi kaum muslimin.
(Sumber : Ringkasan Sejarah Nabi Muhammad SAW, Depatemen Agama, Wakaf, Dakwah Dan Bimbingan, Kerajaan Saudi Arabia)

Tidak ada komentar: