Keinginan manusia tidak ada batasnya. Waktu duapuluh empat
jam sehari semalam seakan tidak cukup untuk berusaha memenuhi keinginan
tersebut. Berbagai cara dilakukan. Terkadang bahkan tidak perduli halal dan
haram. Upaya untuk memenuhi keinginan itu baru berhenti ketika kondisi pisik
sudah tidak memungkinkan.
Tidaklah salah jika berusaha sungguh-sungguh untuk memperoleh
banyak hal dalam kehidupan ini. Karena, untuk beribadahpun ada kebutuhannya.
Namun, patut diingat bahwa waktu yang tersedia bagi menjalani kehidupan didunia
ini sangat terbatas. Setelah didunia ini, masih ada sebuah kehidupan sangat
panjang. Disana nanti akan ada tuntutan pertanggung jawaban. Kenyamanan disana
berlangsung lama dan abadi. Begitu juga dengan kesengsaraan disana akan
berlangsung lama sekali.
Ada sebuah kisah yang patut kita jadikan bahan renungan.
Kisah yang berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan hidup. Yaitu kisah tentang
Nabi Sulaiman dan seekor semut. Kisah ini saya kutip dari Bulletin Tafakuran, edisi 15 Juni 2012.
Dizaman Nabi Sulaiman terjadilah suatu peristiwa, waktu itu
Nabi Sulaiman melihat seekor semut melata di atas batu; lantas Nabi Sulaiman
merasa takjub dan heran bagaimana semut
tersebut bisa bertahan hidup di atas batu yang kering ditengah-tengah padang
pasir yang gersang dan tandus. Nabi Sulaiman pun bertanya kepada semut itu:”
Wahai semut, bagaimana cara kamu dapat makanan? Apakah kamu yakin bisa
memperoleh makanan yang cukup untuk kamu bisa bertahan hidup”. Semut pun
menjawab:” Rezeki ditangan Allah, aku percaya rezeki ditangan Allah, aku yakin
diatas batu kering di padang pasir yang tandus seperti ini pun pasti tersedia
rezeki untuk ku”. Lantas Nabi Sulaiman pun bertanya:” Wahai semut seberapa
banyakkah engkau makan? Jenis makanan apakah yang engkau sukai? Dan berapa
banyak makanan yang engkau makan dalam sebulan?
Jawab semut:” Aku makan hanya sekedar sebiji gandum setiap satu bulan”.
Nabi Sulaiman pun kemudian berkata:” Kalau kamu makan hanya
sebiji gandum sebulan tidaklah sulit bagimu melata diatas batu, aku bahkan bisa
membantumu”. Nabi Sulaiman pun mengambil sebuah kotak, dia angkat semut itu dan
dimasukkan kedalamnya; kemudian Nabi mengambil gandum sebiji, dibubuhkan
kedalam kotak dan kemudian ditutup lah kotak tersebut. Kemudian Nabi Sulaiman
meninggalkan semut didalam kotak yang tertutup dengan sibiji gandum didalamnya
untuk jatah makanan semut selama satu bulan.
Akhirnya, satu bulan kemudian Nabi Sulaiman kembali untuk
bertemu dan melihat keadaan sang semut. Terlihatlah gandum yang sebiji hanya
dimakan setengah saja oleh si semut. Lantas Nabi Sulaiman berkata dengan suara yang meninggi:” Kamu
rupanya berbohong kepadaku! Bulan lalu kamu katakan kamu makan sebiji gandum
sebulan, ini sudah sebulan lewat tapi kamu hanya makan setengahnya”.
Jawab semut:” Aku tidak berbohong, aku tidak berbohong, kalau
aku ada diatas batu, aku pasti makan apapun sehingga banyaknya sama seperti
sebiji gandum untuk satu bulan, itu karena makanan yang aku cari sendiri dan
rezeki itu datangnya dari Allah dan Allah tidak pernah lupa padaku. Tetapi bila
kamu masukkan aku dalam kotak yang tertutup, rezekiku bergantung padamu dan aku
tidak percaya kepadamu, itulah sebabnya aku makan setengah saja supaya tahan
dua bulan. Aku takut kamu lupa...”. Akhirnya Nabi Sulaiman tersenyum dan
mengerti dengan penjelasan semut tersebut...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar