Kamis, 30 Agustus 2012

Kisah Nabi Sulaiman Dan Semut


Keinginan manusia tidak ada batasnya. Waktu duapuluh empat jam sehari semalam seakan tidak cukup untuk berusaha memenuhi keinginan tersebut. Berbagai cara dilakukan. Terkadang bahkan tidak perduli halal dan haram. Upaya untuk memenuhi keinginan itu baru berhenti ketika kondisi pisik sudah tidak memungkinkan.

Tidaklah salah jika berusaha sungguh-sungguh untuk memperoleh banyak hal dalam kehidupan ini. Karena, untuk beribadahpun ada kebutuhannya. Namun, patut diingat bahwa waktu yang tersedia bagi menjalani kehidupan didunia ini sangat terbatas. Setelah didunia ini, masih ada sebuah kehidupan sangat panjang. Disana nanti akan ada tuntutan pertanggung jawaban. Kenyamanan disana berlangsung lama dan abadi. Begitu juga dengan kesengsaraan disana akan berlangsung lama sekali.


Ada sebuah kisah yang patut kita jadikan bahan renungan. Kisah yang berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan hidup. Yaitu kisah tentang Nabi Sulaiman dan seekor semut. Kisah ini saya kutip dari Bulletin Tafakuran, edisi 15 Juni 2012.

Dizaman Nabi Sulaiman terjadilah suatu peristiwa, waktu itu Nabi Sulaiman melihat seekor semut melata di atas batu; lantas Nabi Sulaiman merasa takjub dan heran bagaimana  semut tersebut bisa bertahan hidup di atas batu yang kering ditengah-tengah padang pasir yang gersang dan tandus. Nabi Sulaiman pun bertanya kepada semut itu:” Wahai semut, bagaimana cara kamu dapat makanan? Apakah kamu yakin bisa memperoleh makanan yang cukup untuk kamu bisa bertahan hidup”. Semut pun menjawab:” Rezeki ditangan Allah, aku percaya rezeki ditangan Allah, aku yakin diatas batu kering di padang pasir yang tandus seperti ini pun pasti tersedia rezeki untuk ku”. Lantas Nabi Sulaiman pun bertanya:” Wahai semut seberapa banyakkah engkau makan? Jenis makanan apakah yang engkau sukai? Dan berapa banyak makanan yang engkau makan dalam sebulan?  Jawab semut:” Aku makan hanya sekedar sebiji gandum setiap satu bulan”.

Nabi Sulaiman pun kemudian berkata:” Kalau kamu makan hanya sebiji gandum sebulan tidaklah sulit bagimu melata diatas batu, aku bahkan bisa membantumu”. Nabi Sulaiman pun mengambil sebuah kotak, dia angkat semut itu dan dimasukkan kedalamnya; kemudian Nabi mengambil gandum sebiji, dibubuhkan kedalam kotak dan kemudian ditutup lah kotak tersebut. Kemudian Nabi Sulaiman meninggalkan semut didalam kotak yang tertutup dengan sibiji gandum didalamnya untuk jatah makanan semut selama satu bulan.

Akhirnya, satu bulan kemudian Nabi Sulaiman kembali untuk bertemu dan melihat keadaan sang semut. Terlihatlah gandum yang sebiji hanya dimakan setengah saja oleh si semut. Lantas Nabi Sulaiman  berkata dengan suara yang meninggi:” Kamu rupanya berbohong kepadaku! Bulan lalu kamu katakan kamu makan sebiji gandum sebulan, ini sudah sebulan lewat tapi kamu hanya makan setengahnya”.
Jawab semut:” Aku tidak berbohong, aku tidak berbohong, kalau aku ada diatas batu, aku pasti makan apapun sehingga banyaknya sama seperti sebiji gandum untuk satu bulan, itu karena makanan yang aku cari sendiri dan rezeki itu datangnya dari Allah dan Allah tidak pernah lupa padaku. Tetapi bila kamu masukkan aku dalam kotak yang tertutup, rezekiku bergantung padamu dan aku tidak percaya kepadamu, itulah sebabnya aku makan setengah saja supaya tahan dua bulan. Aku takut kamu lupa...”. Akhirnya Nabi Sulaiman tersenyum dan mengerti dengan penjelasan semut tersebut...

Tidak ada komentar: