Tanggal 15 Desember 2011, merupakan hari yang sangat
mendebarkan. Hari itu saya menjalani operasi katarak di mata sebelah kanan.
Seharusnya operasi dilakukan 3 minggu sebelumnya. Tetapi, karena begitu
besarnya ke khawatiranku, operasi itu ditunda. Saya yang minta di tunda.
Padahal semua prosedur untuk operasi sudah saya jalani. Termasuk
pemeriksaan darah dan urin melalui
laboratorium.
Sekitar 3 minggu saya berusaha mencari informasi tentang
operasi katarak. Berbagai tulisan yang
berhubungan dengan operasi katarak saya baca melalui internet. Saya juga
berkonsultasi dengan seorang saudara yang sudah menjalani operasi katarak di
kedua matanya.
Dari informasi-informasi itu, saya mendapat kesimpulan, bahwa
operasi katarak relatif aman dan tanpa rasa sakit. Akhirnya, dengan dorongan
dari keluarga, saya memutuskan untuk menjalani operasi. Namun, kekhawatiran
tetap saja ada.
Tanggal 14 Desember 2011, pukul 20.00 WIB, saya masuk rumah
sakit untuk rawat inap. Malam itu, saya hanya diminta untuk istirahat. Tidak
ada pemeriksanaan apapun.
Pagi tanggal 15 Desember 2011 sekitar pukul 07.00 WIB, perawat menggunting bulu
mata kanan saya dan memberi obat tetes. Kemudian, ditutup perban. Sekitar
pukul 07.30 WIB, saya bersama beberapa
pasien lainnya dibawa ke ruang bedah.
Di dalam ruang bedah ini,
terdapat sekitar belasan pasien yang akan menjalani berbagai operasi.
Tiga diantaranya akan operasi katarak, termasuk saya. Setelah berbaring ditempat tidur, mata saya
kembali diperiksa oleh perawat, diteteskan lagi cairan dan diperban. Saya tidak
dibenarkan banyak bergerak dan harus tetap berbaring.
Setelah dokter datang dan siap melaksanakan tugasnya, saya
dibawa keruang operasi sekitar pukul 11.20 WIB. Sebelum masuk ruang operasi,
saya diberi kesempatan untuk ke toilet. Kesempatan itu saya gunakan untuk buang
air kecil dan berwudu.’
Setelah berbaring di tempat tidur operasi, perawat memberikan
penjelasan. Antara lain meminta agar jangan banyak berkedip ketika di operasi.
Waktu itu saya sedang flu ringan. Saya sempat membuang slim yang menggangu
tenggorokan. Ada rasa khawatir dan takut. Saya bawa saja berzikir.
Dua orang perawat mulai melakukan persiapan. Mula-mula ,
telinga kanan saya diberi penutup. Kemudian dilakukan sterilisasi dengan
semacam cairan. Setelah itu, mata saya ditutup dua-duanya dengan semacam
lakban. Lakban diatas mata kanan saya diberi lubang dengan gunting dan dipasang penahan kelopak mata. Selanjudnya
mata saya beberapa kali diberi cairan.
Saya selalu diminta untuk tidak berkedip. Kemudian dokter mulai melakukan
operasi. Tidak lama, operasi selesai.. Penutup mata dibuka.
Dipasang penutup mata kanan dengan sebuah mangkok kecil transparan
berlobang-lobang. Selesailah proses
operasi. Seingat saya, prosesnya seperti itu.
Saya duduk dan langsung turun dari tempat operasi, dibantu
perawat naik ke kursi roda. Seorang perawat mendorong kursi roda, mengantarkan
saya keruangan pemulihan. Semua proses itu kira-kira 20 menit.
Petugas diruang pemulihan menghubungi perawat di kamar tempat
saya menjalani rawat inap. Perawat menjemput dan membawa saya kekamar untuk
rawat inap.
Dua jam setelah operasi, mata saya diberi obat berupa cairan.
Ada dua macam. Ada juga obat (anti
biotik) berupa tablet yang dimakan dua kali sehari. Perawat juga memberikan
lembaran petunjuk untuk pasien setelah operasi katarak. Isinya antara lain:
- Obat tetes mata dipakai sesuai dengan petunjuk dokter. Selama 1 minggu pertama dipakai enam kali sehari 1 tetes, yaitu 1 tetes setiap 3 jam.
- Penetesan obat mata I dan II diberi jarak waktu 5-10 menit ( bila obat tetes dua macam).
- Mata yang dioperasi tidak boleh kena air selama 1 minggu. Karena itu, jangan mencuci muka, bila mandi tidak boleh keramas (cuci rambut).
- Mata tidak boleh di kucek-kucek ( digosok-gosok)
- Saat tidur, sebaiknya tidak miring kesisi mata yang dioperasi, miring kesisi mata yang tidak dioperasi dan terlentang.
- Pelindung (tutup mata) harus dipakai , terutama waktu tidur.
- Penderita harus kontrol sesuai dengan petunjuk dokter.
- Jika ada masalah pada mata yang dioperasi, seperti rasa sakit atau terbentur, segera datang ke dokter mata.
- Tidak ada pantang makanan.
Tanggal 16 Desember 2011, sekitar pukul 09.00 WIB, dokter
memeriksa mata saya dan menyatakan cukup
baik. Boleh pulang. Tambahan penjelasan dari dokter, besok (17 Desember 2011)
saya sudah boleh sujud ( ketika shalat) dan sudah boleh keramas. Artinya, mata
saya sudah boleh kena air.
Sebagai seorang muslim, saya
wajib menjaga shalat. Selama 1 minggu saya berwudu sangat hati-hati.
Bagian mata kanan, saya usahakan tidak terkena air wudu. Boleh jadi wudu saya
kurang sempurna. Selama tiga hari saya shalat duduk. Hari keempat dan seterusnya, saya sudah shalat seperti
biasa. Wudu pun saya sempurnakan setelah satu minggu. Penutup mata, saya
gunakan ketika akan tidur selama sekitar 10 hari.
Aktivitas menulis dan membaca, saya mulai pada hari ke
lima. Karena belum boleh menggunakan
kaca mata resep, ketika menggunakan kaca
mata untuk menulis dan membaca, mata kanan saya tutup. Menurut dokter, saya
boleh menggunakan kacamata resep setelah satu bulan.
Setelah dua minggu, saya dapat membaca dan menulis di komputer tanpa kaca mata. Ukuran hurufnya
saya besarkan menjadi 16 dan latar belakang halaman agak digelapkan.
Atas berkat rahmat Allah SWT, saya telah dapat menjalani
operasi katarak. Dengan pertolongan Allah SWT juga, saya dapat melalui proses
penyembuhannya. Alhamdulillah. Terima kasih Pak Dokter dan Perawat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar