Senin, 09 Januari 2012

Menjalani Operasi Katarak


Tanggal 15 Desember 2011, merupakan hari yang sangat mendebarkan. Hari itu saya menjalani operasi katarak di mata sebelah kanan. Seharusnya operasi dilakukan 3 minggu sebelumnya. Tetapi, karena begitu besarnya ke khawatiranku, operasi itu ditunda. Saya yang minta di tunda. Padahal semua prosedur untuk operasi sudah saya jalani. Termasuk pemeriksaan  darah dan urin melalui laboratorium.

Sekitar 3 minggu saya berusaha mencari informasi tentang operasi katarak.  Berbagai tulisan yang berhubungan dengan operasi katarak saya baca melalui internet. Saya juga berkonsultasi dengan seorang saudara yang sudah menjalani operasi katarak di kedua matanya.

Dari informasi-informasi itu, saya mendapat kesimpulan, bahwa operasi katarak relatif aman dan tanpa rasa sakit. Akhirnya, dengan dorongan dari keluarga, saya memutuskan untuk menjalani operasi. Namun, kekhawatiran tetap saja ada.

Tanggal 14 Desember 2011, pukul 20.00 WIB, saya masuk rumah sakit untuk rawat inap. Malam itu, saya hanya diminta untuk istirahat. Tidak ada pemeriksanaan apapun.

Pagi tanggal 15 Desember 2011 sekitar  pukul 07.00 WIB, perawat menggunting bulu mata kanan saya dan memberi obat tetes. Kemudian, ditutup perban. Sekitar pukul  07.30 WIB, saya bersama beberapa pasien lainnya dibawa ke ruang bedah.

Di dalam ruang bedah ini,  terdapat sekitar belasan pasien yang akan menjalani berbagai operasi. Tiga diantaranya akan operasi katarak, termasuk saya.  Setelah berbaring ditempat tidur, mata saya kembali diperiksa oleh perawat, diteteskan lagi cairan dan diperban. Saya tidak dibenarkan banyak bergerak dan harus tetap berbaring.

Setelah dokter datang dan siap melaksanakan tugasnya, saya dibawa keruang operasi sekitar pukul 11.20 WIB. Sebelum masuk ruang operasi, saya diberi kesempatan untuk ke toilet. Kesempatan itu saya gunakan untuk buang air  kecil dan berwudu.’

Setelah berbaring di tempat tidur operasi, perawat memberikan penjelasan. Antara lain meminta agar jangan banyak berkedip ketika di operasi. Waktu itu saya sedang flu ringan. Saya sempat membuang slim yang menggangu tenggorokan. Ada rasa khawatir dan takut. Saya bawa saja berzikir.

Dua orang perawat mulai melakukan persiapan. Mula-mula , telinga kanan saya diberi penutup. Kemudian dilakukan sterilisasi dengan semacam cairan. Setelah itu, mata saya ditutup dua-duanya dengan semacam lakban. Lakban diatas mata kanan saya diberi lubang dengan gunting dan  dipasang penahan kelopak mata. Selanjudnya mata saya beberapa kali diberi cairan.  Saya selalu diminta untuk tidak berkedip. Kemudian dokter mulai melakukan operasi. Tidak lama, operasi selesai..  Penutup mata dibuka. Dipasang penutup mata kanan dengan sebuah mangkok kecil transparan berlobang-lobang.  Selesailah proses operasi. Seingat saya, prosesnya seperti itu.

Saya duduk dan langsung turun dari tempat operasi, dibantu perawat naik ke kursi roda. Seorang perawat mendorong kursi roda, mengantarkan saya keruangan pemulihan. Semua proses itu kira-kira  20 menit.
Petugas diruang pemulihan menghubungi perawat di kamar tempat saya menjalani rawat inap. Perawat menjemput dan membawa saya kekamar untuk rawat inap.

Dua jam setelah operasi, mata saya diberi obat berupa cairan. Ada dua macam.  Ada juga obat (anti biotik) berupa tablet yang dimakan dua kali sehari. Perawat juga memberikan lembaran petunjuk untuk pasien setelah operasi katarak. Isinya antara lain:

  1.  Obat tetes mata dipakai sesuai dengan petunjuk dokter. Selama 1 minggu pertama dipakai enam kali sehari 1 tetes, yaitu 1 tetes setiap 3 jam.
  2.  Penetesan obat mata I dan II diberi jarak waktu 5-10 menit ( bila obat tetes dua macam).
  3.  Mata yang dioperasi tidak boleh kena air selama 1 minggu. Karena itu, jangan mencuci muka, bila mandi tidak boleh keramas (cuci rambut). 
  4. Mata tidak boleh di kucek-kucek ( digosok-gosok)                                                        
  5. Saat tidur, sebaiknya tidak miring kesisi mata yang dioperasi, miring kesisi mata yang tidak dioperasi dan terlentang. 
  6. Pelindung (tutup mata) harus dipakai , terutama waktu tidur. 
  7. Penderita harus kontrol sesuai dengan petunjuk dokter. 
  8. Jika ada masalah pada mata yang dioperasi, seperti rasa sakit atau terbentur, segera datang ke dokter mata. 
  9. Tidak ada pantang makanan.

Tanggal 16 Desember 2011, sekitar pukul 09.00 WIB, dokter memeriksa mata saya dan menyatakan  cukup baik. Boleh pulang. Tambahan penjelasan dari dokter, besok (17 Desember 2011) saya sudah boleh sujud ( ketika shalat) dan sudah boleh keramas. Artinya, mata saya sudah boleh kena air.

Sebagai seorang muslim, saya  wajib menjaga shalat. Selama 1 minggu saya berwudu sangat hati-hati. Bagian mata kanan, saya usahakan tidak terkena air wudu. Boleh jadi wudu saya kurang sempurna. Selama tiga hari saya shalat duduk. Hari keempat  dan seterusnya, saya sudah shalat seperti biasa. Wudu pun saya sempurnakan setelah satu minggu. Penutup mata, saya gunakan ketika akan tidur selama sekitar 10 hari.

Aktivitas menulis dan membaca, saya mulai pada hari ke lima.  Karena belum boleh menggunakan kaca mata resep,  ketika menggunakan kaca mata untuk menulis dan membaca, mata kanan saya tutup. Menurut dokter, saya boleh menggunakan kacamata resep setelah satu bulan. 

Setelah dua minggu, saya dapat membaca dan menulis  di komputer tanpa kaca mata. Ukuran hurufnya saya besarkan menjadi 16 dan latar belakang halaman agak digelapkan.

Atas berkat rahmat Allah SWT, saya telah dapat menjalani operasi katarak. Dengan pertolongan Allah SWT juga, saya dapat melalui proses penyembuhannya. Alhamdulillah. Terima kasih Pak Dokter dan Perawat.


Tidak ada komentar: