Luar biasa. Ketika saya cek in, petugas hotel melayani
sendirian. Seorang lelaki tua yang hanya menguasai bahasa Negeri nya. Dengan bahasa Jepang disertai isyarat, sambil
memberikan kunci kamar, dia menunjuk kearah sebuah tangga. Saya lihat banyak
sendal tersusun rapi. Saya memahami, bahwa dia menyuruh lepas sepatu dan pakai
sendal, baru menuju ke kamar. Didekat tangga itu juga tersedia tempat
meletakkan sepatu. Seingat saya, hotel ini terdiri dari empat lantai dengan 28
kamar.
Ketika mengetahui, bahwa saya dari Indonesia, dia menahan
saya dan mengajak berbicara. Saya dan seorang teman yang juga dari Indonesia, coba memberi sedikit penjelasan dengan bahasa
Inggeris ala kadarnya. Dia tetap saja menggunakan bahasa Jepang. Tidak perduli
kami paham atau tidak, dia terus saja berbicara. Sekali-sekali dia tertawa.
Kami juga ikut tertawa. Besar kemungkinan, dia bukan mentertawakan kami. Kami ikut tertawa karena
ingin membuat dia merasa senang. Komunikasi tiga orang dari dua negara berbeda,
bahasa berbeda dan tidak saling mengerti itu berlangsung beberapa menit.
Akhirnya, kami pamit dengan bahasa isyarat.
Besok paginya, ketika memasuki restoran hotel untuk sarapan, saya ketemu dia lagi. Dia menawarkan
kopi atau teh. Saya memilih kopi. Pagi itu
cukup banyak yang sarapan di restoran. Hebatnya, dia hapal siapa yang dulu
memesan walaupun duduknya tidak beraturan. Biasa, kalau di restoran kita boleh
duduk dimeja mana saja. Ketika
membawakan sarapan, ada seseorang yang duduk lebih dekat mencoba minta
didahulukan, namun Pak Tua itu menolak sambil menunjuk kearah seseorang yang
sudah dulu memesan.
Ketika berbincang-bincang dengan seorang teman, saya mendapat
informasi, bahwa Pak Tua itu juga bertugas sebagai “housekeeping”. Teman ini
membutuhkan sesuatu dan menghubungi resepsionis. Ternyata, Pak Tua itu yang
mengantarkannya ke kamar. Semangat kerja luar biasa. Kaigu...otoo-san.(maaf
kalau salah, kata-kata ini saya ambil dari kamus).
Pekanbaru, 13 Desember 2011.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar