Untuk menambah pemahaman tentang makna kehidupan, ada kalanya kita mengambil iktibar/hikmah dari peristiwa masa lalu. Walaupun situasi dan kondisinya berbeda, namun nilai yang terkandung didalamnya selalu sesuai dengan zaman dan dapat di aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Banyak kisah dimasa lalu, tentang orang-orang terdahulu yang layak dibaca dan diambil hikmahnya. Ketika membaca “ Bulletin Dakwah & Isformasi Pudai Jabar”, saya tertarik dengan “Kisah Nabi Sulaiman Dengan Seekor Semut”.
Suatu hari Baginda Sulaiman a.s sedang berjalan-jalan. Ia melihat seekor semut sedang berjalan sambil mengangkat sebutir buah kurma. Baginda Sulaiman a.s terus mengamatinya, kemudian beliau memanggil si semut dan menanyainya : “ Hai semut kecil, untuk apa kurma yang kau bawa itu? Si semut menjawab :” Ini adalah kurma yang Allah SWT berikan kepada ku sebagai makanan ku selama satu tahun”.
Baginda Sulaiman a.s kemudian mengambil sebuah botol,lalu ia berkata kepada si semut :” Wahai semut,kemarilah engkau , masuklah kedalam botol ini, aku telah membagi dua kurma ini dan akan aku berikan separuhnya kepada mu sebagai makanan mu selama satu tahun. Tahun depan aku akan datang lagi untuk melihat keadaan mu “. Si semut taat kepada perintah Nabi Sulaiman a.s .
Setahun telah berlalu. Baginda Sulaiman a.s datang melihat keadaan si semut. Ia melihat kurma yang diberikan kepada si semut itu tidak banyak berkurang. Baginda Sulaiman a.s bertamya kepada si semut :” Hai semut,mengapa engkau tidak menghabiskan kurmamu? “ Wahai Nabiullah, aku selama ini hanya menghisap airnya dan aku banyak berpuasa. Selama ini Allah SWT yang memberikan kepada ku sebutir kurma setiap tahunnya , akan tetapi kali ini engkau memberiku separuh buah kurma. Aku takut, tahun depan engkau tidak memberiku kurma lagi karena engkau bukan Allah Pemberi Rizki ( Ar- Rozak) “: Jawab si semut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar