Rabu, 15 April 2015

Berhasil Menjadi Sarjana Berkat Doa Ibu



Suatu ketika dulu, saya mendaftarkan diri disebuah perguruan tinggi. Setelah menyelesaikan administrasi, saya berkunjung ke ibu yang tinggal dilain kota. Tujuannya, bersilaturrahim dan mohon doa.

Saya diterima dan memulai aktivitas perkuliahan. Terasa berat karena kuliah sambil bekerja. Ditambah lagi masalah biaya. Hampir setiap akan melakukan registrasi untuk semester berikutnya, saya berhutang. 


Suatu ketika, saya benar-benar merasa kewalahan. Jenuh belajar dan banyak persoalan. Ada keinginan untuk istirahat dulu. Namun, setelah mendapat dorongan dari teman-teman, saya berusaha keras mengatasi kejenuhan itu dan lanjut ke semester berikutnya. Akhirnya, sampai juga saya dipenghujung masa pendidikan dan akan mengikuti ujian kesarjanaan.

Waktu itu, persiapan saya sangat minim. Ditambah lagi dengan banyaknya persoalan pekerjaan dan keluarga. Dengan kondisi seperti itu, saya tetap mengikuti ujian. Ujian dilakukan di kota lain. Setelah ujian selesai, saya melupakan sementara urusan perkuliahan. Apapun hasilnya, saya ingin lepas dulu dari beban pikiran.

Beberapa waktu kemudian, salah seorang teman berkunjung kerumah. Teman ini salah satu peserta ujian bersama saya. Setelah bertanya kabar masing-masing, teman ini bertanya, apakah saya sudah tahu hasil ujian. Saya jawab, tidak tahu. Dengan serius dia mengabarkan bahwa yang lulus hanya satu orang. Saya sempat terkejut dan kurang yakin ketika dia mengatakan, bahwa yang satu orang itu adalah saya. Bagaimanapun, saya mengucapkan terimakasih atas informasinya. 

Setelah melakukan pengecekan, ternyata memang saya dinyatakan lulus dan mendapat undangan untuk wisuda. Sebagai wujud ucapan terimakasih kepada ibu, saya mengajaknya untuk menghadiri acara wisuda. Berkat doa ibu, saya berhasil menyelesaikan kuliah tanpa penundaan. Terimakasih ibu.
Pekanbaru, Nopember 2014

Tidak ada komentar: