Rabu, 19 Februari 2014

Berusaha Mensyukuri Nikmat Penglihatan


Tanggal 7 Januari 2014 menjelang magrib, dokter ahli penyakit mata memberikan vonis bahwa mata saya yang kanan tidak bisa diobati. Vonis itu diberikan setelah melakukan pemeriksaan  dengan seksama. Usaha pengobatan sangat berisiko dan hasilnya belum tentu lebih baik dari kondisi sekarang. Menurunnya daya lihat mata kanan ini, terjadi secara tiba-tiba.  Dokter pun tidak dapat memberikan jawaban yang tegas tentang penyebabnya.


Ada rasa kecewa, karena saya sangat berharap kondisi mata saya dapat pulih kembali. Namun, kenyataan ini tidak dapat saya tolak. Kekecewaan itu datang karena tidak ada lagi usaha yang bisa dilakukan.
Nasehat dokter untuk melupakan saja kondisi mata yang tidak mungkin bisa diobati lagi, tentu tidak mudah untuk saya lakukan. Nasehatnya yang lain:” Terimalah kenyataan ini, Allah mengambil sedikit-o,ooo ...% dari nikmat yang diberikan-Nya”. Nasehat ini sangat menyentuh. Berapa banyak nikmat Allah yang telah saya peroleh. Berapa banyak waktu yang sudah saya gunakan untuk melihat dengan baik.

Ada pertanyaan yang mengganggu pikiran saya. Selama ini berapa % saya menggunakan penglihatan untuk hal-hal yang di redhoi Allah dan berapa % yang saya gunakan untuk melihat sesuatu yang haram.

Mudah-mudahan musibah ini membuat saya harus berhati-hati dalam menggunakan mata kiri. Sudah waktunya semaksimal mungkin menggunakan penglihatan untuk hal-hal yang dihalalkan. Dengan rasa syukur yang besar, saya ucapkan didalam hati:” Terima kasih ya Allah, Engkau masih memberikan kepadaku sebuah mata lagi yang dapat aku pergunakan dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Entah sampai kapan. Hanya Engkau yang mengetahui. Terima kasih ya Allah”. Syukur ini akan saya usahakan selalu ada didalam diri sambil terus berdo’a. Tidak putus berharap akan pertolongan Allah Ta’ala.
Pekanbaru, 8 Januari 2014

Tidak ada komentar: