Jumat, 05 Agustus 2011

Imam Hasan Al Bashri dan Tetangganya

Imam Hasan Al Bashri adalah seorang ulama tabi’in terkemuka di kota Basrah, Irak. Beliau dikenal sebagai ulama berjiwa besar dan mengamalkan apa yang beliau ajarkan. Beliau juga dekat dengan rakyat kecil dan dicintai oleh rakyat kecil.

Imam Hasan Al Bashri memiliki seorang tetangga nasrani. Tetangga ini memiliki kamar kecil untuk diloteng diatas rumahnya. Atap rumah keduanya bersambung menjadi satu. Air dari kamar kecil tetangganya itu merembes dan menetes kedalam kamar Imam Hasan Al Bashri. Namun beliau sabar dan tidak mempermasalahkan  hal itu sama sekali. Beliau menyuruh isterinya meletakkan wadah untuk menadahi tetesan air kencing itu agar tidak mengalir kemana-mana. Selama dua puluh tahun hal itu berlangsung dan Imam Hasan Al Bashri tidak membicarakan atau memberitahukan hal itu kepada tetangganya sama sekali. Dia ingin benar-benar mengamalkan  sabda Rasulullah saw :” Siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka muliakanlah tetangganya.”

Suatu hari, Imam Hasan Al Bashri sakit. Tetangganya yang nasrani itu datang kerumahnya menjenguk. Ia merasa aneh melihat ada air menetes dari atas didalam kamar sang Imam.  Ia melihat dengan seksama tetesan air yang terkumpul dalam wadah. Ternyata air tersebut berasal dari atap rumah. Tetangganya itu langsung mengerti bahwa air itu merembes dari kamar kecil yang ia buat diatas loteng rumahnya. Dan yang membuatnya bertambah heran  kenapa Imam Hasan Al Bashri tidak bilang padanya. ‘Imam, sejak kapan engkau bersabar atas tetesan air kencing kami ini?, tanya sitetangga. Imam Hasan diam tidak menjawab. Beliau tidak mau membuat tetangganya merasa tidak enak. Namun, tetangganya terus bertanya:” Imam, katakanlah dengan jujur sejak kapan engkau bersabar atas tetesan air kencing kami? Jika tidak engkau katakan, maka kami akan sangat tidak enak”, desak tetangganya. “ Sejak dua puluh tahun yang lalu”, jawab Imam Hasal Al Bashri dengan suara parau.” Kenapa kau tidak memberi tahuku?  Nabi mengajarkan untuk memuliakan tetangga, Beliau bersabda :” Siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka muliakanlah tetangganya”. Si tetangga tersebut tertegun karena kagum akan keagungan nilai Islam. ( Sumber : Uswah, Bulletin Dakwah & Informasi Pusdai Jabar)

Tidak ada komentar: