Beberapa tahun terakhir, mandi berlimau menjadi salah satu kegiatan resmi disebagian wilayah negeri ini. Diikuti oleh petinggi pemerintahan dan tokoh masyarakat. Sebuah acara yang meriah dan ramai masyarakat mengikutinya.
Mandi berlimau diselenggrakan disungai. Ditandai dengan mandi bersama ditempat terbuka. Tidak ada pemisah antara laki-laki dan perempuan. Semuanya mandi ditempat yang sama.
Patut dipertanyakan, apakah mandi bersama menyambut bulan Ramadhan itu layak dilakukan?. Ramadhan, bulan suci bagi umat Islam. Kepada orang-orang beriman diwajibkan berpuasa pada bulan itu. Mandi bersama, laki-laki dan wanita ditempat terbuka jelas tidak Islami.
Pelaksanaan ibadah puasa di bulan Ramadhan, akan mendatangkan rahmat dan ampunan dari Allah SWT serta terhindar dari api neraka. Mungkinkah ketiga hal itu dapat diraih jika awalnya saja sudah melanggar ketentuan dari Allah SWT ?
Berdalih melaksanakan nilai-nilai tradisi, tidaklah berarti membolehkan semua cara. Bukan disebut bijaksana, jika menyesuaikan nilai-nilai agama untuk mempertahankan tradisi. Tetapi, nilai-nilai tradisi itulah yang harus disesuaikan dengan nilai-nilai agama. Jelasnya, nilai-nilai tradisi yang tidak sesuai dengan nilai-nilai agama Islam, patut ditinggalkan. Ini baru namanya bijaksana. Sebab, setiap perbuatan menuntut pertanggung-jawaban. Pertanggung-jawaban itu tidak hanya didunia ini saja. Masih ada hari esok. Masih ada pertanggung-jawaban lebih penting, nanti. Untuk memudahkan pertanggung-jawaban itu, bersegeralah meninggalkan perbuatan yang tidak sesuai dengan nilai-nilai Islam.
Pekanbaru, 27 Juli 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar